JaKARTA. Potret kinerja penjualan ritel di kuartal I-2014 rupanya cukup berkesan bagi PT Citra Sentosa Adiprana Tbk. Sumber pendapatan ini mampu mencatatkan pertumbuhan 23,81% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tak ayal, perusahaan berhasrat mengejar pertumbuhan penjualan ritel sebesar 30% hingga pungkasan 2014. Pertumbuhan
double digit ini menyebabkan penjualan ritel Catur di tiga bulan pertama tahun ini menjadi Rp 468 miliar. Padahal, penjualan distribusi cuma tumbuh 7,34%. Penjualan ritel yang dimaksud merupakan penjualan melalui gerai Atria dan Mitra 10. Karena itu, dua strategi perusahaan berkode CSAP di Bursa Efek Indonesia ini tak jauh-jauh dari kedua gerai ini.
Pertama, membuka gerai Atria di Bali di kuartal II. Citra menganggarkan Rp 4 miliar. Pembangunan gerai ini sekaligus bertujuan memisahkan gerai Atria dan Mitra 10. Asal tahu saja, selama ini produk furnitur Atria di Bali dijual di gerai Mitra 10.
Kedua, merenovasi gerai Mitra 10. Alih-alih menambah gerai seperti Atria, Citra memilih memperbaiki 20 gerai lawas Mitra 10. Perusahaan beralasan, masih menjajaki potensi yang ada. "Kami sedang melihat potensi seperti di Palembang, Makassar, Jakarta bagian selatan dan Bandung," beber Tjia Tjhin Hwa, Direktur Keuangan Catur Sentosa Adiprana, Selasa (13/5). Distribusi mendominasi Meski berharap banyak pada pertumbuhan penjualan ritel tahun ini, Catur menyadari sumbangsih volume penjualan ritel tak akan mengalahkan penjualan distribusi. Kembali melongok kinerja kuartal I-2014, meski cuma tumbuh 7,34%, volume penjualan distribusi adalah mayoritas di antara dua jenis penjualan Catur. Secara angka, nilainya Rp 1,17 triliun. Tak heran dari sisi belanja modal, porsi bisnis distribusi lebih besar. Dari total belanja modal Rp 120 miliar, bisnis distribusi kebagian Rp 90 miliar, sisanya jatah bisnis ritel. Untuk menggenjot kinerja bisnis distribusi, Catur juga menerapkan dua strategi.
Pertama, membangun dua kantor cabang distribusi di Aceh dan Madiun, Jawa Timur. Perusahaan menganggarkan dana Rp 5 miliar per kantor cabang. "Di Madiun mungkin beroperasi Juni atau Juli sedangkan di Aceh kemungkinan beroperasi Agustus atau September," papar Tjia Tjhin. Pembukaan dua kantor cabang baru ini akan menggenapi jumlah kantor cabang menjadi 50 kantor.
Kedua, membangun satu gudang distribusi di Tegal, Jawa Tengah. Perusahaan berencana membangun gudang di atas tanah seluas 6 hektare (ha) yang dibeli tahun lalu. Anggarannya Rp 10 miliar. Namun tahap pembangunan baru sampai pada pengurusan izin bangunan.
Di luar aneka strategi yang diharapkan bisa membirukan kinerja 2014, Catur menyadari tak bisa lepas dari tantangan bisnis. Salah satunya penjualan yang justru menurun menjelang bulan puasa. Ini adalah fenomena tahunan yang dipicu aksi para pekerja bangunan yang mengambil cuti bekerja. Dus, pembelian bahan bangunan melorot. Tanpa menyebut berapa potensi penurunan penjualan di Ramadan nanti, Tjia Tjhin malah berani menaksir penjualan Juli, saat Ramadan, bakal terburuk sepanjang 2014. Yang jelas, "Biasanya 40% target tercapai di semester I dan 60% di semester II," kata dia. Sepanjang 2014, Catur menargetkan penjualan tumbuh 23% menjadi Rp 7,9 triliun, 70% diharapkan berasal dari bisnis distribusi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina