JAKARTA. China Construction Bank (CCB) akan menjadi pemegang saham pengendali di PT Bank Windu Kentjana International Tbk. Bank asal China itu akan masuk lewat skema menyerap penerbitan saham baru alias right issue Bank Windu senilai Rp 1 triliun. Kedua belah pihak meneken perjanjian tersebut, sementara proses Bank Windu untuk mengakuisisi Bank Antar Daerah berjalan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Sebelum right issue, Bank Windu akan terlebih dahulu mengakuisisi Bank Antar Daerah," tutur Johnny Wiraatmadja, Pemegang Saham Pengendali Bank Windu, Jumat (18/9). Adapun, saat ini modal Bank Windu sebesar Rp 1,2 triliun - Rp 1,3 triliun. Diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun setelah bergabung dengan Bank Antar Daerah. Kemudian, menjadi Rp 2,5 triliun dengan masuknya CCB. "Kami berharap, seluruh proses selesai akhir tahun ini," terang dia. Qi Jiangong, Deputy General Manager CCB mengungkap, pihaknya ingin menjadi pemegang saham pengendali di Bank Windu dengan mengempit saham lebih dari 50%. "Kami akan menjadi pemegang saham pengendali Bank Windu. Investasi ini bakal meningkatkan modal Bank Windu," imbuh Jiangong. CCB mengklaim diri sebagai institusi keuangan terbesar di dunia dan bank komersial terkemuka di China. Bank yang fokus pada pembiayaan pembangunan infrastruktur tersebut tercatat beraset 18,2 triliun Renminbi dengan modal inti mencapai 1,3 triliun Renminbi. "Seluruh proses transaksi ini masih tetap menunggu persetujuan dari otoritas terkait di China maupun Indonesia, termasuk persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)," tutur Luianto Sudarmana, Direktur Utama Bank Windu. Asal tahu saja, Bank Windu merupakan hasil penggabungan antara PT Bank Multicor Tbk dengan PT Bank Windu Kentjana pada tahun 2008 silam. Bank ini berkembang sebagai bank ritel komersial dengan total kantor cabang sebanyak 77 unit tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
CCB akan serap right issue Bank Windu Rp 1 triliun
JAKARTA. China Construction Bank (CCB) akan menjadi pemegang saham pengendali di PT Bank Windu Kentjana International Tbk. Bank asal China itu akan masuk lewat skema menyerap penerbitan saham baru alias right issue Bank Windu senilai Rp 1 triliun. Kedua belah pihak meneken perjanjian tersebut, sementara proses Bank Windu untuk mengakuisisi Bank Antar Daerah berjalan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Sebelum right issue, Bank Windu akan terlebih dahulu mengakuisisi Bank Antar Daerah," tutur Johnny Wiraatmadja, Pemegang Saham Pengendali Bank Windu, Jumat (18/9). Adapun, saat ini modal Bank Windu sebesar Rp 1,2 triliun - Rp 1,3 triliun. Diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun setelah bergabung dengan Bank Antar Daerah. Kemudian, menjadi Rp 2,5 triliun dengan masuknya CCB. "Kami berharap, seluruh proses selesai akhir tahun ini," terang dia. Qi Jiangong, Deputy General Manager CCB mengungkap, pihaknya ingin menjadi pemegang saham pengendali di Bank Windu dengan mengempit saham lebih dari 50%. "Kami akan menjadi pemegang saham pengendali Bank Windu. Investasi ini bakal meningkatkan modal Bank Windu," imbuh Jiangong. CCB mengklaim diri sebagai institusi keuangan terbesar di dunia dan bank komersial terkemuka di China. Bank yang fokus pada pembiayaan pembangunan infrastruktur tersebut tercatat beraset 18,2 triliun Renminbi dengan modal inti mencapai 1,3 triliun Renminbi. "Seluruh proses transaksi ini masih tetap menunggu persetujuan dari otoritas terkait di China maupun Indonesia, termasuk persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)," tutur Luianto Sudarmana, Direktur Utama Bank Windu. Asal tahu saja, Bank Windu merupakan hasil penggabungan antara PT Bank Multicor Tbk dengan PT Bank Windu Kentjana pada tahun 2008 silam. Bank ini berkembang sebagai bank ritel komersial dengan total kantor cabang sebanyak 77 unit tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News