Cegah gagal bayar, parlemen AS setujui UU kenaikan pagu utang pemerintah



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Guna menghindari gagal bayar atau default utang jatuh tempo pada Desember mendatang, Parlemen Amerika Serikat (AS) menyetujui menaikkan pagu utang pemerintah. DPR yang dikendalikan oleh partai demokrat itu sepakat atas undang-undang yang menaikkan sementara batas pinjaman pemerintah menjadi US$ 28,9 triliun, mengutip Reuters pada Rabu (13/10).

Demokrat  memang memperjuangkan untuk meloloskan kenaikan batas utang US$ 480 miliar. Presiden Joe Biden diperkirakan akan menandatangani tindakan itu menjadi undang-undang sebelum 18 Oktober mendatang. 

Lantaran Departemen Keuangan AS memperkirakan tidak akan lagi mampu membayar utang negara tanpa tindakan kongres tersebut. Pengesahan DPR menepis kekhawatiran bahwa AS akan mengalami default untuk pertama kalinya.


"Kami untuk sementara menghindari krisis menjelang tenggat waktu pada Desember. Anggota Kongres harus memilih untuk menempatkan negara di atas kepentingan partai guna mencegah default," kata politisi Demokrat Richard Neal.

Baca Juga: Puluhan tambang tutup, harga batubara termal China melonjak ke rekor tertinggi baru

Partai Republik bersikeras Demokrat harus mengambil tanggung jawab tunggal untuk menaikkan batas utang. Lantaran partai mereka ingin menghabiskan triliunan dolar untuk memperluas program sosial dan mengatasi perubahan iklim.

Demokrat mengatakan peningkatan otoritas pinjaman diperlukan sebagian besar untuk menutupi biaya pemotongan pajak dan program pengeluaran selama pemerintahan mantan Presiden Republik Donald Trump, yang didukung oleh Kongres Partai Republik.

Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell menulis kepada Biden pada hari Jumat bahwa dia tidak akan bekerja dengan Demokrat pada peningkatan batas utang lainnya. McConnell dikritik keras oleh Trump, pemimpin partai Republik, setelah pemungutan suara di Senat.

"Saya tidak akan menjadi pihak dalam upaya apa pun di masa depan untuk mengurangi konsekuensi dari salah urus Demokrat," tulis McConnell kepada Biden, mengatakan RUU pengeluaran besar lainnya akan merugikan Amerika dan membantu China.

Selanjutnya: China: Latihan militer di dekat Taiwan ditujukan untuk kegiatan separatis

Editor: Tendi Mahadi