Cegah Gelombang PHK, Apindo Perlu Investasi Baru dan Peningkatan Skill Pekerja



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ancaman badai pemutusan hubungan kerja (PHK) masih membayangi sektor industri nasional. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai, langkah antisipasi pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan stimulus jangka pendek atau program pemagangan saja, melainkan harus menyasar akar persoalan: pertumbuhan industri dan investasi.

Ketua Komite Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Subchan Gatot, menyatakan program pemagangan lulusan perguruan tinggi yang kini memasuki angkatan (batch) ke-3 memang baik sebagai bantalan. Namun, ia memberikan catatan, stimulus semacam itu belum cukup kuat untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

"Stimulus ini mungkin hanya bisa menjaga daya beli masyarakat kelas bawah dan tidak cukup jika untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi," ujarnya kepada Kontan, Senin (29/12/2025).


Baca Juga: Kemensos Ingatkan Batas Akhir Pencairan BLT Kesra 31 Desember 2025

Subchan menegaskan, kunci utama dari penciptaan lapangan kerja adalah adanya ekspansi di sektor riil. Menurutnya, tanpa adanya industri yang tumbuh dan masuknya modal segar melalui investasi baru, ruang untuk menyerap tenaga kerja akan semakin sempit. Selain itu, efisiensi di internal perusahaan juga menjadi kunci keberlangsungan bisnis.

Sejalan dengan upaya mendatangkan investasi, Apindo menyoroti pentingnya sinkronisasi antara kualitas tenaga kerja dengan kebutuhan industri. Pemerintah didorong untuk lebih fokus pada program upskilling dan reskilling agar kompetensi pekerja tetap relevan.

“Kenaikan upah yang terjadi saat ini harus dibarengi peningkatan produktivitas. Pekerja yang kompetensinya meningkat akan memiliki mobilitas karir lebih baik serta kemampuan pendapatan (earning) yang lebih tinggi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Subchan menambahkan, peningkatan keahlian ini dianggap sebagai jembatan untuk memperkuat daya saing (competitiveness) perusahaan dalam jangka panjang. Jika produktivitas meningkat seiring dengan kenaikan upah, maka beban perusahaan akan lebih terukur dan potensi PHK dapat ditekan seminimal mungkin.

"Peningkatan skill tenaga kerja adalah jembatan untuk memastikan competitiveness di industri bisa terjadi, sehingga bisa menekan angka PHK di perusahaan," ujar dia.

Selanjutnya: 20 Game Terlaris di Dunia Periode 2020-2025: Animal Crossing Memimpin Jauh

Menarik Dibaca: Samsung Galaxy Tab A11, Tablet Terbaik dengan RAM 8 GB & Penyimpanan hingga 2TB!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News