KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek)/BRIN) meneken nota kesepahaman yang menjadi acuan dan landasan dalam menyelenggarakan surveillance genom virus SARS Cov2 atau Covid-19. Tim genomic surveillance gabungan antara Kemenkes dan Kemenristek/BRIN bertujuan mengetahui epidemologi molekuler karakteristik dan dampak pada kesehatan serta pelacakan kasus untuk pencegahan dan penanggulangan Covid-19 baik di tingkat nasional maupun global. Upaya tersebut merupakan respons dari adanya varian virus baru atau mutasi virus yang muncul di Inggris beberapa waktu lalu.
Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, tujuan melakukan
genomic surveillance akan terbagi menjadi dua. Yakni,
whole genom sequencing dan
surveilans genomic yang bersifat spesifik.
Baca Juga: Awal 2021, alat deteksi Covid-19 buatan UGM, GeNose bakal diproduksi ribuan unit "Tidak hanya untuk sekedar Indonesia bisa menyampaikan informasi lebih banyak kepada dunia melalui GISAID terkait karakter virus covid-19 yang ada di Indonesia dalam bentuk
whole genom sequencing. Tapi kita juga ingin mempelajari dan mengetahui secara lebih cepat apabila terjadi mutasi virus," kata Bambang dalam konferensi pers daring Nota Kesepahaman Kemenkes dan Kemenristek/BRIN pada Jumat (8/1). Terkait adanya mutasi virus Covid-19 dengan vaksin, Bambang menyebut, sampai saat ini belum ditemukan hambatan efektivitas dan efikasi dari vaksin Covid-19. Adanya
genomic surveillance yang mempelajari karakteristik virus juga akan membantu dalam peningkatan upaya pengobatan serta menemukan obat yang paling cocok untuk penyembuhan pasien Covid-19. "Tujuan
genomic surveillance, pertama, mengurangi tingkat penularan dan meningkatkan tingkat kesembuhan. Ini kita harapkan kerjasama bisa lancar dan konstruktif," imbuhnya. Kerjasama tim tersebut akan melibatkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, serta beberapa perguruan tinggi dan lembaga yang sudah terlibat kegiatan genom sequencing sebelumnya. Sebelumnya Bambang mengatakan, sampai sekarang GISIDE bank data virus sejenis flu Indonesia baru masuk 115 whole genome sequencing. Adapun dari data genome tersebut belum ditemukan adanya mutasi virus seperti yang ditemukan di Inggris.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menambahkan, tim genomic surveillance nasional nantinya juga harus aktif memberikan kontribusi ke dunia
genome sequencing. "Kita harus aktif berikan kontribusi di level dunia, supaya persepektif Indonesia didengar di dunia
genomic ini. Sehingga pada saat ada keputusan-keputusan di level dunia sudah ada perspektif kita di sana," kata Budi. Kata Budi, agar jaringan
genomic surveillance harus segera dibentuk menyikapi pandemi yang juga semakin cepat bergerak, serta harus ada pertukaran informasi dan sumber daya yang tidak berbelit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat