JAKARTA. Pemerintah memberikan insentif kepada para peternak untuk mencegah pemotongan hewan betina produktif. Tahun ini total anggaran yang disediakan mencapai Rp 700 miliar.Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Prabowo mengatakan selama ini angka pemotongan hewan (sapi dan kerbau) betina produktif sangat tinggi. "Rata-rata 200.000 ekor per tahun," ujarnya kepada KONTAN sebelum Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR, Senin (17/1). Karena itu, dia mengatakan, pemberian insentif ini agar peternak tidak memotong atau menjual hewan betina produktif. Namun, dia belum bisa memastikan berapa nilai insentif yang diberikan kepada kelompok peternak itu. "Tapi diperkirakan Rp 500.000 sampai Rp 700.000 per ekor," ujarnya. Program penyelamatan hewan betina produktif merupakan usaha pemerintah meningkatkan produksi dan produktivitas ternak. Program ini juga bertujuan meningkatkan jumlah sapi atau kerbau lokal untuk mengurangi impor daging dan sapi. Asal tahu saja, pada tahun 2014, pemerintah menargetkan menekan angka impor sapi bakalan dan daging sapi sampai 10%. Selain pemberian insentif, pemerintah juga akan melakukan penyelamatan di pasar ternak atau rumah potong. Menurut Prabowo, pemerintah akan melakukan operasi ke pasar-pasar. "Kami akan beli sesuai dengan harga pasar," ujarnya. Selanjutnya, Prabowo bilang hewan betina produktif akan dimasukan ke Unit Pengolahan Teknis atau balai pembibitan ternak. "Atau kita serahkan ke kelompok peternak, kita suruh mereka rawat, "ujarnya. Ditanya, apakah hewannya kemudian menjadi milik kelompok peternak, dia mengatakan, "Yang penting bisa diselamatkan," ujarnya. Kementerian Pertanian nantinya akan bekerja sama dengan pemerintah provinsi. "Rencananya, gubernur yang berhasil menekan angka pemotongan hewan betina produktif, akan diberi penghargaan," ujarnya.
Cegah pemotongan hewan ternak betina produktif, pemerintah beri insentif
JAKARTA. Pemerintah memberikan insentif kepada para peternak untuk mencegah pemotongan hewan betina produktif. Tahun ini total anggaran yang disediakan mencapai Rp 700 miliar.Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Prabowo mengatakan selama ini angka pemotongan hewan (sapi dan kerbau) betina produktif sangat tinggi. "Rata-rata 200.000 ekor per tahun," ujarnya kepada KONTAN sebelum Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR, Senin (17/1). Karena itu, dia mengatakan, pemberian insentif ini agar peternak tidak memotong atau menjual hewan betina produktif. Namun, dia belum bisa memastikan berapa nilai insentif yang diberikan kepada kelompok peternak itu. "Tapi diperkirakan Rp 500.000 sampai Rp 700.000 per ekor," ujarnya. Program penyelamatan hewan betina produktif merupakan usaha pemerintah meningkatkan produksi dan produktivitas ternak. Program ini juga bertujuan meningkatkan jumlah sapi atau kerbau lokal untuk mengurangi impor daging dan sapi. Asal tahu saja, pada tahun 2014, pemerintah menargetkan menekan angka impor sapi bakalan dan daging sapi sampai 10%. Selain pemberian insentif, pemerintah juga akan melakukan penyelamatan di pasar ternak atau rumah potong. Menurut Prabowo, pemerintah akan melakukan operasi ke pasar-pasar. "Kami akan beli sesuai dengan harga pasar," ujarnya. Selanjutnya, Prabowo bilang hewan betina produktif akan dimasukan ke Unit Pengolahan Teknis atau balai pembibitan ternak. "Atau kita serahkan ke kelompok peternak, kita suruh mereka rawat, "ujarnya. Ditanya, apakah hewannya kemudian menjadi milik kelompok peternak, dia mengatakan, "Yang penting bisa diselamatkan," ujarnya. Kementerian Pertanian nantinya akan bekerja sama dengan pemerintah provinsi. "Rencananya, gubernur yang berhasil menekan angka pemotongan hewan betina produktif, akan diberi penghargaan," ujarnya.