Cegah penyakit jantung, kenali ciri jantung sehat



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pahami cara cek kesehatan jantung secara mandiri. Hal ini penting untuk mencegah timbulnya serangan jantung.

Kesadaran akan gaya hidup sehat terus meningkat di masa pandemi Covid-19. Sayangnya hal itu masih diiringi dengan peningkatan masalah kesehatan. Salah satu gangguan kesehatan yang dikhawatirkan adalah risiko penyakit jantung.

Menurut Dr Divya Marina Fernandes, spesialis jantung intervensi di Aster RV Hospital, Bengaluru, India, banyak orang menjalani gaya hidup yang kurang aktif saat ini. Berkurangnya aktivitas merupakan akibat dari perubahan gaya hidup yang disebabkan oleh pandemi.


Tingkat stres yang bertambah, kata dia, juga menyebabkan banyak orang mulai merokok, dan ini tentu berdampak negatif bagi kesehatan jantung.

Cara cek kondisi kesehatan jantung

Menurut Fernandes, seseorang harus mengenali tubuhnya untuk memahami apakah kondisi jantungnya sehat atau tidak. "Jika kita merasa sangat lelah, nyeri dada, atau sempat berlari satu kilometer dan menaiki dua anak tangga, lalu sekarang sesak napas saat melakukannya, maka kita perlu memerhatikan kesehatan jantung."

Tanpa perlu buru-buru ke rumah sakit, kita bisa melakukan pemeriksaan sederhana terkait masalah jantung di rumah. "Banyak orang berinvestasi dengan alat pengukur denyut nadi dan alat tekanan darah."

"Ini dapat membantu kita memeriksa tekanan darah, denyut nadi, dan saturasi oksigen tanpa harus ke rumah sakit," kata Fernandes.

Tekanan darah rata-rata orang yang sehat umumnya berada di kisaran 140/90, sedangkan denyut jantung istirahat atau resting heart rate di angka 60-100 denyut per menit (bpm). Jika detak jantung berada di luar kisaran yang disebutkan, maka sebaiknya kita berkonsultasi dengan dokter.

Senada dengan penjelasan itu, Dr TS Kler, chairman di Fortis Heart & Vascular Institute, Gurugram & Fortis Hospital, menyebut ada beberapa penyakit jantung yang dimulai dari usia dini. "Penyakit ini biasanya dapat diketahui dari EKG atau tes lain yang disebut tes holter 24 jam, seperti pemantauan listrik aktivitas jantung selama 24-72 jam."

"Kita dapat berkonsultasi dengan ahli jantung atau ahli elektrofisiologi jantung yang memiliki spesialisasi dalam masalah kelistrikan jantung," ungkap Kler.

Pengaruh olahraga

Orang yang memiliki aktivitas padat atau rajin berolahraga akan menaikkan detak jantung ke level yang tinggi. Akibatnya, detak jantung istirahat atau resting heart rate orang-orang yang aktif akan menurun hingga di bawah 60 bpm. "Denyut jantung yang lebih rendah menyiratkan daya tahan lebih baik pada atlet. Semakin baik latihan ketahanan, detak jantung semakin rendah," sebut Fernandes.

"Hal ini membantu jantung lebih rileks dan terisi lebih banyak darah sehingga bisa memompa lebih banyak darah ke semua organ. Artinya, lebih banyak nutrisi untuk seluruh organ."

Rumus menghitung detak jantung maksimum Rumus umum untuk mengetahui detak jantung maksimum saat berolahraga adalah mengurangkan angka 220 dengan usia kita, lalu hasilnya dikali 85 persen.

Misalnya, jika kita berusia 30 tahun, maka kita dibolehkan berolahraga hingga denyut jantung maksimal mencapai 161,5 bpm. Angka itu diperoleh dari 220-30 = 190. Kemudian 85 persen dari 190 hasilnya adalah 161,5.

"Terkadang aktivitas yang berlebihan dapat menyebabkan mal-adaptasi fungsi jantung dan seorang atlet dapat memiliki penyakit yang disebut jantung atlet (athletes heart)." "Jantung kembali normal bila aktivitas ini ditinggalkan selama jangka waktu tertentu," tambah Kler.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Mengenali Kondisi Kesehatan Jantung Sendiri, Sudah Tahu?",

Penulis : Gading Perkasa Editor : Glori K. Wadrianto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto