Cegah Penyakit Polio Meluas, Wapres Ma’ruf Amin Minta Deteksi Dini Lebih Teliti



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit poliomyelitis (Polio) di Indonesia. Penetapan ini menyusul ditemukannya satu kasus Polio tipe 2 yang menyerang seorang anak berusia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh. 

Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menginstruksikan kepada seluruh pihak yang terkait agar segera menangani kasus Polio tersebut agar tidak meluas dan menjadi pandemi.

“Saya kira perlu segera ditangani, jangan sampai menjadi pandemi seperti dulu,” tegas Ma’ruf kepada wartawan, Senin (21/11). 


Wapres meminta menggalakkan imunisasi. Serta melakukan pelaksanaan deteksi dini penyakit Polio dilaksanakan dengan lebih teliti. Sebab, apabila menjadi pandemi, maka akan menjadi masalah baru di tanah air. 

Baca Juga: 415 Kabupaten/Kota Masuk Risiko Tinggi Polio, Kemenkes Gencarkan Imunisasi

“Oleh karena itu (kasus Polio di Aceh) jangan sampai melebar, supaya lebih teliti lagi deteksinya. Kalau jadi pandemi akan jadi masalah seperti yang kita alami dulu, (sehingga) imunisasi Polio sampai (menjadi) gerakan nasional,” pungkas Wapres.  

Sebagai informasi, Polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Polio. Penyakit Polio ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang.

Virus Polio adalah virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus ini menyebar melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus Polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus.

Baca Juga: Bio Farma Bakal Bangun Pabrik Farmasi di Karawang, Nilai Investasi Capai Rp 5 Triliun

Penyakit Polio kebanyakan menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun, terutama bagi mereka yang belum mendapatkan vaksin Polio. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli