JAKARTA. Pengaturan produksi dan ekspor batubara masih menjadi polemik saat ini. Produksi dan ekspor batubara yang terus melonjak dari tahun ke tahun memunculkan sejumlah pemikiran agar ada penataan ulang, demi menjamin pasokan batubara di pasar domestik. Terutama sebagai sumber energi pokok di sektor listrik. Pemerintah sendiri berencana mengendalikan produksi batubara sekaligus mengatur ekspor sumber energi ini. Gagasan penerapan bea keluar ekspor batubara pun sempat muncul ke permukaan. Namun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik sudah membantah bahwa pemerintah tidak akan mengeluarkan bea keluar ekspor batubara ini. Namun Masyarakat Pertambangan Indonesia (MPI) memberi usulan kepada pemerintah supaya ada pengendalian produksi batubara lewat penerapan kuota. "Kalau sekarang produksi batubara sudah terlanjur 400 juta ton, untuk tahun depan sebagai contohnya jangan dinaikkan lagi," kata Ketua Presidium MPI, Herman Afif Kusumo, Jumat lalu (8/6).
Cegah produksi berlebih, pengusaha usul ada kuota
JAKARTA. Pengaturan produksi dan ekspor batubara masih menjadi polemik saat ini. Produksi dan ekspor batubara yang terus melonjak dari tahun ke tahun memunculkan sejumlah pemikiran agar ada penataan ulang, demi menjamin pasokan batubara di pasar domestik. Terutama sebagai sumber energi pokok di sektor listrik. Pemerintah sendiri berencana mengendalikan produksi batubara sekaligus mengatur ekspor sumber energi ini. Gagasan penerapan bea keluar ekspor batubara pun sempat muncul ke permukaan. Namun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik sudah membantah bahwa pemerintah tidak akan mengeluarkan bea keluar ekspor batubara ini. Namun Masyarakat Pertambangan Indonesia (MPI) memberi usulan kepada pemerintah supaya ada pengendalian produksi batubara lewat penerapan kuota. "Kalau sekarang produksi batubara sudah terlanjur 400 juta ton, untuk tahun depan sebagai contohnya jangan dinaikkan lagi," kata Ketua Presidium MPI, Herman Afif Kusumo, Jumat lalu (8/6).