KONTAN.CO.ID - Stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan anak di Indonesia. Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting pada 2024 sebanyak 14 persen. Melansir situs rsa.ugm.ac.id, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) seorang anak.
- Gizi dan infeksi pada ibu hamil (anemia pada ibu, Infeksi saluran kencing, TORCH)
- Kehamilan remaja dan pendeknya jarak antar persalinan
- Gangguan pertumbuhan janin dan kelahiran prematur (Bayi lahir kecil menurut usia kehamilan dan berat bayi lahir rendah)
- Gizi dan infeksi pada anak (tuberkulosis (TBC), diare, anemia, dan lain-lain)
- Faktor lingkungan (kebersihan yang kurang, kesulitan air bersih, dan lain-lain)
Cara mencegah stunting pada anak
Dokter Umum RSA UGM, dr. Annisa Nurul Pratiwi Sudarmadi, memaparkan beberapa cara mencegah stunting yakni: 1. Menerapkan gizi seimbang dalam makanan keluarga dengan memastikan kelengkapan komponen karbohidrat, protein dan lemak, menghindari makanan junk food (tinggi kalori dan mengandung kadar gula berlebih), mengonsumsi suplementasi mineral (zat besi atau kalsium) sesuai anjuran petugas kesehatan. 2. Memperhatikan kesehatan reproduksi, mengatur jumlah dan jarak kehamilan serta mencegah kehamilan remaja. 3. Melakukan pemeriksaan kehamilan berkala (sesuai anjuran bidan/dokter) 4. Menjaga kesehatan dan memastikan status gizi ibu hamil baik, memantau pertumbuhan dan perkembangan janin, melakukan kunjungan ANC sesuai anjuran petugas kesehatan. 5. Menyukseskan ASI eksklusif dan memberikan makanan pendamping (MPASI) dengan benar. Memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan, dan mulai memberikan MPASI setelah bayi mencapai usia 6 bulan dengan tetap mempertahankan pemberian ASI (baik dalam jumlah maupun frekuensi pemberiannya) sampai usia 2 tahun. Kemudian lanjutkan dengan pemberian makan sesuai gizi seimbang. 6. Memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita dengan bantuan buku KIA Di dalam buku KIA sudah terdapat kurva pertumbuhan bayi/anak serta cara melakukan stimulasi dan deteksi dini perkembangan anak. Jika didapatkan penyimpangan pada kurva pertumbuhan atau daftar perkembangan maka sahabat RSA dapat segera menemui petugas kesehatan terdekat. 7. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, dan membuang sampah pada tempatnya Baca Juga: Ini 20 PTN Terbaik di Luar Jawa Pilihan SNBP-SNBT 2023 Versi WebometricsRekomendasi makanan dan contoh menu MPASI
Salah satu langkah penting pencegahan stunting adalah asupan gizi seimbang. Ada 10 pesan umum gizi seimbang yang perlu diterapkan orangtua, yaitu:- Mengonsumsi beragam makanan pokok
- Membatasi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak
- Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan barat badan ideal
- Mengonsumsi lauk-pauk yang mengandung protein tinggi
- Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
- Biasakan sarapan pagi
- Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
- Banyak makan buah dan sayur
- Membiasakan membaca label pada kemasan pangan
- Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
- Nasi 3,5 sdm
- Telur ayam 1/2 butir
- Sayur 2 sdm
- Tempe 1/2 potong
- Margarin 1 sdt
- Snack: pepaya 1 potong kecil
- Nasi 5 sdm
- Daging 1 potong kecil
- Sayur 2 sdm
- Tempe 1/2 potong
- Margarin 1 sdt
- Snack 1: pepaya 1 potong kecil
- Snack 2: biskuit 2 keping
- Nasi 2 sdm
- Daging 1/2 potong
- Sayur 1 sdm
- Tahu 1 sdm
- Margarin 1 sdt
- Snack 1: pepaya 1 potong kecil
- Snack 2: biskuit 2 keping