KONTAN.CO.ID - Mencegah stunting bisa dimulai dari masa kehamilan hingga ketika anak sudah beranjak besar. Stunting, melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), merupakan kondisi gagal pada pertumbuhan anak, baik tubuh maupun otak. Anak yang menderita stunting memiliki tubuh lebih pendek dan memiliki keterlambatan dalam berpikir dari anak seusianya. Keadaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Mencukupi gizi ibu dan anak
Saat hamil, ibu perlu mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh. Perbanyak makan sayur dan buah agar kebutuhan gizi terpenuhi. Jangan lupa konsumsi lauk pauk yang beragam terutama protein hewani. Untuk mencegah anemia, ibu hamil bisa mengkonsumsi tablet tambah darah. Tablet ini bisa dikonsumsi selama kehamilan hingga masa nifas. Usahakan untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Kolostrum pada ASI bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi penyakit. Gunakan garam ber-iodium agar pertumbuhan dan perkembangan bayi terjaga. Hal ini bisa juga untuk mencegah bayi lahir cacat. Penuhi ASI eksklusif selama 0-6 bulan. Setelahnya, ASI bisa diberikan semau bayi hingga 23 bulan ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Jangan lupa jaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari kecacingan. Cuci tangan dengan sabun dan gunakan alas kaki saat ke luar rumah. Baca Juga: Tren Harga Beras Naik di Akhir Tahun, Bapanas Pastikan Kesiapan Cadangan BerasMelengkapi imunisasi dasar lengkap anak
Pastikan bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap untuk mencegah stunting. Imunisasi dasar lengkap rekomendasi dari IDAI di antaranya.- Imunisasi Hepatitis B
- Imunisasi Polio 0
- Imunisasi BCG
- Imunisasi difteri, perusis, dan tetanus (DPT)
- Imunisasi penumokokus (PCV)
- Imunisasi rotavirus monovalen.
- Imunisasi rotavorus pentavalen.
- Imunisasi influenza.
- Imunisasi Imunisasi MR/MMR.
- Imunisasi Japanese encephalitis (JE).
- Imunisasi Varisela.
- Imunisasi Hepatitis A.
- Imunisasi Tifoid polisakarida.
- Imunisasi Human papiloma virus (HPV) khusus anak perempuan.
- Imunisasi Dengue