KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para ahli Inggris memperkirakan jumlah orang yang terinfeksi virus misterius dari Wuhan, China lebih dari 1.700. Kesimpulan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Pusat Analisis Penyakit Menular Global MRC di Imperial College London, yang memberi saran kepada berbagai lembaga dunia, termasuk pemerintah Inggris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hingga saat ini, dua orang dikabarkan meninggal dunia karena virus tersebut. Wabah berpusat di Wuhan, China dan muncul pertama kali pada Desember 2019, ada dua kasus di Thailand dan satu di Jepang. Indonesia tidak tinggal diam untuk mengantisipasi virus tersebut. Dalam akun Twitter resmi Kemenkes @KemenkesRI, pada Jumat (17/1) diadakan Pertemuan Ilmiah Berkala bertajuk "Kesiap-siagaan Indonesia dalam Antisipasi Wuhan Pneumonia" di Gedung Pelayanan Publik Balitbangkes, Jakarta.
Baca Juga: Tambahan kasus virus baru di China, ada kekhawatiran penyebaran pada libur Imlek Dikatakan Kemenkes dalam utasnya, pada 12 Januari 2020 WHO menyebutkan bahwa wabah penyakit di Wuhan disebabkan oleh Novel Coronavirus. "Virus tersebut bisa menyebabkan penyakit yang ringan sampai berat, sekarang ini paling banyak dibicarakan adalah MERS-CoV dan SARS-CoV yg masih satu keluarga. Coronavirus pada dasarnya dari binatang pindah ke manusia, dan 80 persen penyakit baru berasal dari zoonosis," tulis Kemenkes. Tanda-tanda umum infeksi dari virus tersebut yakni gejala pernapasan, batuk, demam, dan sesak napas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian. Dalam kesempatan tersebut, dr. Siswanto selaku kepala Litbang Kemenkes mengatakan, ada tiga pilar penting yang harus kita lakukan untuk mengantisipasi wabah tersebut. Pertama, kemampuan mencegah dan memperbaiki perilaku dan pengetahuan.