KONTAN.CO.ID - Jakarta. Ada banyak penyebab keguguran. Dikutip dari laman NHS, jika keguguran terjadi pada trimester pertama kehamilan atau 3 bulan pertama, biasanya disebabkan oleh masalah pada janin. Sekitar 3 dari setiap 4 keguguran terjadi selama periode ini. Jika keguguran terjadi setelah trimester pertama kehamilan, hal itu kemungkinan disebabkan oleh kondisi kesehatan ibu yang mengandung. Namun, penyebab keguguran setelah trimester pertama juga kemungkinan lantaran adanya infeksi pada bayi, kantung ketuban pecah sebelum waktunya serta leher rahim yang terbuka terlalu cepat.
Penyebab keguguran yang paling sering terjadi
Sementara itu, dirangkum dari laman Web MD, berikut adalah penyebab keguguran yang paling sering terjadi: 1. Kelainan kromosom Jika keguguran terjadi dalam 12 minggu pertama, lebih dari separuhnya disebabkan oleh masalah pada kromosom bayi. Kromosom mengandung gen yang menentukan sifat unik, seperti warna rambut dan mata. Seorang bayi tidak dapat tumbuh secara normal dengan jumlah kromosom yang salah atau rusak. Kelainan pada kromosom bayi yang belum lahir dapat menyebabkan salah satu dari beberapa masalah. Di antara yang paling umum adalah:- Blighted ovum (kehamilan anembrionik) atau tidak ada embrio yang berkembang.
- Kehamilan mola yakni ketika kedua set kromosom tersebut berasal dari ayah, sedangkan tidak ada yang berasal dari ibu. Hal ini menyebabkan plasenta tidak tumbuh secara normal, dan janin tidak berkembang.
- Kehamilan mola parsial, terjadi ketika ayah memberikan dua set kromosom selain set dari ibu. Embrio mungkin mulai berkembang tetapi segera berhenti.
- Beberapa kelainan kromosom lainnya yang dapat menyebabkan keguguran. Hal ini termasuk trisomi 13, 18, 21 (sindrom Down), monosomi (sindrom Turner), dan masalah kromosom seks lainnya.
- Tidak ada cara untuk mencegah terjadinya kelainan kromosom.
- Seiring bertambahnya usia ibu hamil , terutama setelah usia 35, risiko untuk mengalami kelainan kromosom yang menyebabkan keguguran akan meningkat.
- Keguguran akibat masalah kromosom biasanya tidak terjadi lagi pada kehamilan selanjutnya dan menjadi penyebab keguguran berulang.
- Infeksi seperti cytomegalovirus atau rubella
- Penyakit yang telah diidap dalam waktu lama dan tidak terkontrol dengan baik seperti diabetes atau tekanan darah tinggi
- Penyakit tiroid, lupus, dan gangguan autoimun lainnya
- Masalah dengan rahim atau leher rahim, seperti fibroid, bentuk rahim yang tidak normal, atau leher rahim yang terbuka dan melebar terlalu dini, disebut insufisiensi serviks
- Infeksi PMS seperti klamidia, gonore, sifilis, atau HIV
- Masalah pembekuan darah yang menghalangi pembuluh darah yang membawa aliran darah ke plasenta