Cek dan buktikan hoaks terkait vaksin virus corona, begini caranya



KONTAN.CO.ID - Hari ini Rabu, 13 Januari 2021, vaksinasi virus corona di Indonesia dimulai. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang menerima vaksin virus corona baru. 

Sejak akhir Desember 2020, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan pemberitahuan melalui pesan singkat alias short messaging service (SMS) kepada kelompok prioritas penerima vaksin virus corona. 

Semua orang yang mendapat notifikasi suntikan vaksin corona harus patuh. Pemerintah telah menetapkan tahap pertama vaksinasi Covid-19 dilakukan Januari-April 2021. 


Tahap pertama vaksinasi bagi tenaga kesehatan. Setelah tenaga kesehatan, vaksinasi membidik petugas pelayanan publik dan kelompok lanjut usia (lansia).

Meski demikian, selama ini banyak bereda berita bohong atau hoaks mengenai vaksin corona. Di antaranya pemberitaan mengenai vaksin corona yang bermasalah dan bisa membuat sakit dan sekarat serta rekomendasi vaksin Covid-19 disuntikkan di alat kelamin pria. 

Untuk itu, masyarakat perlu mengecek kebenaran dari berita-berita mengenai vaksin virus corona. Lantas, bagaimana cara mengeceknya? 

Baca Juga: Kasus COVID-19 di China melonjak jelang kedatangan tim investigasi WHO

Cara cek dan buktikan hoaks terkait vaksin Covid-19

Dikutip dari laman Covid19.go.id, berikut cara cek dan membuktikan pemberitaan bohong atau hoaks terkait vaksin Covid-19: 

  1. Buka http://s.id/infovaksin, klik "cek & buktikan hoaks" 
  2. Masukkan kata atau kalimat yang ingin dicari lalu klik icon pencarian. 
  3. Baca artikel penjelasan hoaks terkait, sampaikan yang benar
Baca Juga: Cara cek penerima vaksin Covid-19 gratis di pedulilindungi.id

Vaksin Sinovac halal

Satgas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat tidak ragu lagi terhadap keamanan vaksin Covid-19 yang akan diberikan pemerintah secara gratis. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan keamanannya sudah dipastikan. 

Untuk vaksin Sinovac, Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) telah mengeluarkan sertifikasi Emergency Use of Authorization (EUA) dan sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdasarkan fatwa No. 2 Tahun 2021. 

"Kedua sertifikasi ini telah memenuhi standar medis, sehingga berkhasiat, minim efek samping dan juga halal," kata Wiku dikutip dari laman Covid19.go.id

Keputusan dikeluarkannya EUA dari Badan POM karena vaksin tersebut sudah memenuhi standar medis dengan memastikan keamanan, dosis, dan efek sampingnya. 

Dasar pemberian EUA melalui beberapa syarat di antaranya data keamanan subjek uji klinis, data imunogenisitas, dan data efikasi vaksin berdasarkan hasil uji klinis tahap I, tahap II dan tahal III. 

"Lalu, untuk sertifikat halal, pun juga dikeluarkan berdasarkan kajian kehalalan vaksin melalui beberapa tahapan termasuk kunjungan ke fasilitas pembuatan vaksin Sinovac di China," ungkap Wiku.

Selanjutnya: Inilah reaksi dan efek samping vaksin corona yang mungkin terjadi serta antisipasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News