KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa
crude palm oil (CPO) akan segera meluncur pada Jumat (13/10). Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) berharap bursa CPO dapat mereformasi perdagangan minyak kelapa sawit di Indonesia. CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, dampak dari bursa CPO tidak akan terlalu signifikan kepada kinerja emiten-emiten CPO. “Sebab, kinerja emiten CPO cenderung dipengaruhi oleh tren harga komoditas minyak kelapa sawit itu sendiri di pasar internasional,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (12/10).
Baca Juga: Bursa CPO Siap Meluncur Besok Jumat (13/10), Begini Rekomendasi Saham Emitennya Praska melihat, tren perlambatan kinerja emiten-emiten CPO di tahun 2023 masih berlanjut. Hal itu pun cenderung sudah diantisipasi oleh investor sejak rilis kinerja di kuartal II 2023. Saat itu, hampir semua emiten-emiten CPO mengalami penurunan kinerja dibanding periode yang sama di tahun lalu. Hal ini dikarenakan rata-rata harga CPO sepanjang tahun 2023 yang lebih rendah ketimbang 2022. Harga rata-rata CPO sepanjang tahun 2023 ini berada di bawah RM 4.000 per ton. “Akibatnya, harga saham emiten-emiten CPO cenderung melandai atau sideways sepanjang kuartal III 2023 ini,” paparnya. Potensi penguatan jangka pendek diperkirakan akan terjadi karena mengantisipasi meningkatnya permintaan dari India jelang festival Diwali dan pelemahan mata uang Ringgit yang mendorong peningkatan pembelian terhadap CPO. Selain itu, juga terdapat peningkatan pengiriman CPO dari Malaysia di awal Oktober 2023 yang bisa menjadi sentimen positif jangka pendek pada harga CPO beserta emiten-emitennya.
Baca Juga: Bursa CPO akan Meluncur Besok (13/10), Begini Tanggapan SGRO dan CSRA “Fenomena El Nino juga berpeluang menghambat produksi CPO dan sekaligus menjadi sentimen jangka pendek bagi harga CPO,” ungkapnya.
Praska pun merekomendasikan
buy on weakness untuk PT Tunas Baru Lampung Tbk (
TBLA) dengan target harga di kisaran Rp 900 - Rp 950 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto