KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (
ASII) menjadi salah satu saham pendorong indeks (
leader) pada perdagangan Senin (24/7). Di mana, harga ASII menguat 100 poin atau 1,55% ke level Rp 6.550 per saham di awal pekan ini. Penguatan harga saham ini muncul di tengah berlanjutnya strategi ekspansi ASII. Terbaru, ASII melalui anak usahanya, PT Astra Digital Mobil berencana mengakuisisi 99,98% saham PT Tokobagus atau OLX Indonesia, yang memiliki unit bisnis penjualan mobil bekas secara online. Head of Investor Relations ASII, Tira Ardianti, belum membeberkan progres akuisisi maupun rencana bisnis Astra Group setelah menggenggam kepemilikan OLX Indonesia.
"Bisnis mobil bekas ASII ada di segmen infrastruktur dan logistik," kata Tira saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (24/7). Belum lama ini, ASII melalui anak usahanya PT Astra Land Indonesia telah mengakuisisi pengelola Hotel Mandarin Oriental PT Jaya Mandarin Agung (JMA). Aksi ini dilakukan dengan nilai keseluruhan transaksi US$ 85 juta. Equity Research Analyst Panin Sekuritas, Felix Darmawan melihat aksi akuisisi menjadi salah satu sentimen pendorong harga saham ASII. Bersamaan dengan adanya teknikal
rebound setelah penurunan harga saham ASII pada pekan lalu.
Baca Juga: Astra International (ASII) Berencana Akuisisi OLX Indonesia, Ini Alasannya Di samping itu, pelaku pasar juga mulai mengantisipasi rilis kinerja keuangan periode kuartal II-2023. "Untuk Q2-2023 saya lihat kinerja ASII masih positif karena rilis data penjualan mobil masih tumbuh dan
market share-nya masih di atas 50%," kata Felix kepada Kontan.co.id, Senin (24/7). Rencana akuisisi OLX Indonesia menjadi strategi pelebaran ekosistem bisnis kendaraan Grup Astra. Apalagi OLX merupakan salah satu platform jual-beli kendaraan second ternama yang dikenal oleh masyarakat. Secara bisnis, jual-beli kendaraan bekas memiliki prospek yang apik sebagai opsi pembelian masyarakat dengan daya beli tertentu. Dalam ekspansi bisnis lainnya, Felix melihat ASII berupaya memperkuat diversifikasi dan menurunkan ketergantungan kepada sektor kendaraan dan tambang yang memiliki siklus bisnis tersendiri. "Kami menilai positif pemilihan industri yang coba dimasuki oleh ASII seperti rumah sakit, keuangan, hotel, data center, hingga akuisisi OLX karena siklus bisnisnya relatif steady. Walau mungkin masih butuh waktu untuk melihat sinergitas antara bisnis ASII," imbuh Felix. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy memprediksi dampak dari akuisisi Hotel Mandarin Oriental dan OLX belum berkontribusi signifikan bagi total pendapatan ASII. Tapi segmen bisnis otomotif dan jasa keuangan masih akan tumbuh, sejalan dengan kenaikan market share Group Astra pada produk roda empat dan pertumbuhan volume penjualan produk roda dua. Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menilai, kontribusi segmen bisnis jual-beli kendaraan bekas selepas akuisisi OLX akan tergantung dari skema dan model bisnisnya. Yang jelas, Pandhu memperkirakan sektor otomotif dan alat berat ASII masih punya prospek apik di tahun ini.
Pandhu juga memandang secara positif strategi akuisisi ASII. "Ekspansi ke berbagai sektor akan membuat kinerja ASII di masa mendatang lebih stabil, tidak terlalu tergantung pada bisnis cyclical seperti sektor komoditas," terang Pandhu. Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menimpali, secara valuasi, harga saham ASII saat ini cukup fair. Meski pergerakan harga sedang
sideways, tapi ada potensi rebound. Investor pun bisa ambil posisi beli dengan target harga terdekat di Rp 6.775. "Prospeknya masih ada peluang, seiring dengan data penjualan mobil dan motor yang melanjutkan pertumbuhan," ujar Fajar. Felix menambahkan, valuasi ASII relatif lebih murah dibandingkan historis rata-rata
price to earnings ratio (PER) lima tahun terakhir. Felix menyematkan rekomendasi beli saham ASII dengan target harga Rp 7.300.
Pandhu menghitung PER ASII saat ini sekitar 7,6 kali dan
price to book value (PBV) 1,3 kali. Masih terbilang murah dibandingkan rata-rata historis PER ASII yang berkisar di 10-12 kali dengan PBV sekitar 1,4-1,6 kali. Dari sisi pergerakan harga, apabila beberapa hari ke depan dapat bertahan di atas area Rp 6.375 - Rp 6.525, tren pergerakan saham ASII berpotensi kembali ke tren menguat. Target terdekat ada di Rp 7.000, lalu jika momentum masih kuat bisa menuju ke Rp 7.500. Dalam risetnya, Robertus memperkirakan investasi ASII di beberapa emiten bisa menyumbang Rp 150 miliar - Rp 200 miliar pada
bottom line tahun ini. Robertus menyematkan rekomendasi
trading buy saham ASII dengan target harga di Rp 7.500 per lembar saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari