KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,15% atau 11,08 poin ke 7.181,82 pada perdagangan Selasa (21/1). IHSG menguat dalam lima hari perdagangan berturut-turut. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan penguatan IHSG Selasa (21/1) didorong oleh kenaikan saham-saham perbankan, meskipun cenderung mengalami tekanan menjelang akhir sesi perdagangan. Di sisi lain, penguatan IHSG terjadi di tengah kondisi bursa global dan Asia yang bergerak mixed, serta didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah.
Untuk perdagangan esok hari, Herditya memperkirakan IHSG berpotensi mengalami koreksi dengan level support di 7.100 dan resistance di 7.196. "Tampaknya investor akan cenderung mencermati kinerja dan kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke depannya yang diperkirakan akan memengaruhi secara global, apabila tarif impor diberlakukan," kata Herditya kepada Kontan.co.id, Selasa (21/1). Herditya merekomendasikan untuk memperhatikan saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada target harga Rp 124–Rp 128, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) di target harga Rp 695–Rp 710 dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan target harga Rp 600–Rp 620. Baca Juga: Jadi Indeks Dengan Kinerja Terbaik di ASEAN, IHSG Masih Atraktif Bagi Investor Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang melihat secara teknikal, histogram MACD menunjukkan pola sideways. Sementara indikator stochastic RSI telah memasuki area overbought dan potensi deathcross yang akan terjadi. "Dengan demikian, kami memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 7.150-7.250 pada perdagangan Rabu (22/1)," kata Alrich kepada Kontan.co.id, Selasa (21/1). Alrich menyatakan bahwa ke depan, pasar akan mencermati rilis data pinjaman bersih sektor publik di Inggris (tidak termasuk bank) untuk bulan Desember. Data tersebut diperkirakan turun lebih lanjut menjadi 11,30 miliar poundsterling, dibandingkan posisi sebelumnya di 11,25 miliar poundsterling pada November. Baca Juga: Deretan Emiten Baru IPO Tapi Kena Suspensi, Investor Perlu Cermati Hal Ini Penurunan ini menunjukkan perbaikan dalam pengelolaan defisit anggaran, yang mengindikasikan bahwa sektor publik berhasil mengurangi pinjaman bersihnya.