KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif di perdagangan hari ini (25/11). Mata uang garuda utamanya akan dipengaruhi sentimen eksternal. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, rupiah di awal pekan masih akan mendapat sokongan dari perkembangan seputar perang di Ukraina-Rusia dan konflik timur tengah. Selain itu, pernyataan dari Federal Reserve (The Fed), kebijakan proteksionisme Donald Trump dan juga pengumuman stimulus China bakal sangat menentukan arah Rupiah.
Di hari Senin (25/11), Lukman melihat, Rupiah kemungkinan akan menguat seiring adanya pertemuan People Bank of China (PBoC). Investor mengharapkan adanya kebijakan pelonggaran lebih lanjut dari bank sentral China tersebut. Baca Juga:
Pilah-pilih Saham Emiten Ritel Jelang Momen Natal dan Tahun Baru "Pengumuman PBoC sangat diantisipasi oleh investor yang mengharapkan adanya pelonggaran lebih lanjut. Hal ini bisa mendukung rupiah," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (22/11). Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pergerakan rupiah akan sangat bergantung kekuatan dolar AS. Utamanya kebijakan ekonomi dan keputusan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang menyetir pergerakan dolar AS. Di samping itu, konflik yang sedang berlangsung seperti perang Rusia-Ukraina turut menciptakan ketidakpastian ekonomi global. Perang dapat mendorong investor beralih ke mata uang safe haven seperti Dolar AS, yang artinya dapat melemahkan Rupiah. "Rupiah diperkirakan akan tetap tertekan akibat menguatnya dolar AS dan ketidakpastian ekonomi global," ujar Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (24/11). Sutopo memperkirakan, Rupiah akan berada di rentang Rp 15.850 - Rp 16.015 per dolar AS untuk hari ini. Sedangkan, Lukman memproyeksi rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.800 - Rp 15.950 per dolar AS. Sekedar menginagtkan, Jumat (22/11), rupiah spot ditutup pada posisi Rp 15.875 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah tercatat menguat sekitar 0,35% secara harian dan terkoreksi tipis 0,01% dari level akhir pekan lalu Rp 15.874 per dolar AS.
Baca Juga: Saham Perbankan Mulai Membaik, Simak Rekomendasi Berikut! Sementara, kurs Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada posisi Rp 15.911 per dolar AS, Jumat (22/11). Rupiah Jisdor menguat 0,19% dari posisi kemarin, namun melemah 0,23% dalam sepekan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari