KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC) meroket per kuartal III-2022. Pasar pun menyambut positif pada perdagangan Kamis (1/12) ini. Hingga pukul 14:20 WIB, saham MEDC melonjak 5,63% ke harga Rp 1.125. Lonjakan itu mengakumulasi kenaikan saham MEDC sebesar 141,42% secara
year to date.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian, menerangkan, kinerja MEDC tak lepas dari meroketnya harga komoditas energi di tahun ini. Meski, dalam beberapa waktu belakangan harga minyak mengalami penurunan. Fajar melihat pergerakan harga saham MEDC sudah mencerminkan fundamental serta sentimen yang meliputi sektor emiten punya keluarga Panigoro ini.
"Sampai tutup tahun, diperkirakan kinerja keuangan masih akan positif," ujar Fajar kepada Kontan.co.id, Kamis (1/12).
Baca Juga: Analis Infovesta Rekomendasikan Buy Saham INDF, Ini Alasannya Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menambahkan, kinerja bisnis dan saham MEDC masih prospektif. Alasannya, pada awal bulan Desember ini ada beberapa sentimen yang menggerakkan komoditas minyak. Misalnya saja organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) yang berencana kembali memangkas kapasitas produksi agar harga tidak terlalu rendah. Kemudian, ada ancaman Rusia pada pembatasan pasokan minyak sebagai respons penentuan batas harga dan larangan impor yang diberikan negara G7. Cheryl pun merekomendasikan
buy saham MEDC dengan target Rp 1.200, dan
stop loss jika ambles ke Rp 1.100. "Untuk sampai akhir tahun harusnya (harga minyak) masih stabil karena OPEC proaktif dalam menstabilkan
supply minyak," imbuh Cheryl.
Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova juga melihat saham MEDC masih layak dikoleksi. Ivan menyarankan strategi
buy on weakness saham MEDC dengan mencermati
support di harga Rp 1.000 dan
resistance pada level Rp 1.170. Sedangkan secara valuasi, Fajar menghitung MEDC masih menarik. Dia menerangkan, nilai
Price to Earnings Ratio (PER) dan
Price to Book Value (PBV) MEDC masih di bawah rata-rata industri. Kalkulasi Fajar, PER dari MEDC sekitar 6x dan PVN sekitar 1x. Ada di bawah rata-rata sub sektor minyak, gas, dan batubara dengan PER 7x, dan PBV 5x. Meski, investor juga perlu mencermati rasio utangnya. Fajar turut melihat saham MEDC masih layak dipilih dengan strategi
speculative buy. Level
support terdekat yang perlu dicermati ada di Rp 1.030, sedangkan
resistance berada pada area Rp 1.145. Sebagai informasi, MEDC meraih laba bersih US$ 400,93 juta sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Meroket 614,4% dibanding periode yang sama tahun lalu dengan nilai US$ 56,12 juta. Hasil positif dari sisi
bottom line itu tak lepas dari lonjakan jumlah pendapatan MEDC per kuartal III-2022. MEDC mencetak pendapatan US$ 1,8 miliar, melesat 89,11% secara tahunan (
year on year/YoY) dari posisi sebelumnya di US$ 955,92 juta.
Baca Juga: Lock-Up Berakhir, Begini Rekomendasi Saham Gojek Tokopedia (GOTO) dari Analis Jumlah pendapatan MEDC hingga 30 September 2022 terdiri dari pendapatan kontrak dengan pelanggan sebesar US$ 1,77 miliar atau naik 91,72% secara YoY. Kemudian pendapatan keuangan senilai US$ 31,17 juta, naik 6,41% secara YoY. CEO Medco Energi Internasional, Roberto Lorato, membeberkan sejumlah capaian MEDC hingga kuartal III-2022. Selain meraih laba bersih US$ 400,93 juta, MEDC juga mencatatkan EBITDA sebesar US$ 1,23 miliar. "Keduanya mencerminkan volume produksi minyak, gas, dan tembaga yang kuat, serta kenaikan harga komoditas. Saya senang dapat kembali melaporkan hasil operasional dan keuangan yang kuat di kuartal ini," terang Roberto dalam keterangan tertulis, Kamis (1/12). Panduan dividen MEDC masih ditetapkan sebesar Rp 15 - Rp 20 per saham. MEDC telah membagi dividen final tahun 2021 sebesar US$ 35 juta pada Agustus dan US$ 25 juta sebagai dividen interim tahun 2022 yang dibayarkan pada bulan September.
"Kinerja operasional dan keuangan secara konsisten baik. Kami tetap berkomitmen meningkatkan investasi untuk memasok energi berkelanjutan guna memenuhi permintaan domestik dan internasional," tandas Direktur Utama MEDC Hilmi Panigoro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi