KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan PT Ace Hardware Indonesia berganti nama menjadi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (
ACES) akan berdampak pada kinerja perusahaan. Di mana, masa transisi dari perubahan nama ini memberikan dampak pada kinerja keuangan jangka pendek ACES. Analis OCBC Sekuritas William Siregar mengatakan, ACE Indonesia secara resmi akan mengakhiri perjanjian dengan ACE Hardware Coporation di Amerika Serikat (AS) mulai tahun 2025. Setelah perpisahaan tersebut, Aspirasi Hidup Indonesia dapat menghilangkan sekitar 0,6% dari penjualan dalam bentuk royalti dan biaya lisensi di tahun-tahun mendatang.
Penghematan itu akan diimbangi dengan biaya investasi sebesar 1% dari penjualan untuk
rebranding di semester I-2025, dengan tujuan untuk mempertahankan anggaran iklan dan promosi di bawah 2% di masa mendatang.
William menilai, masa transisi ini dapat menimbulkan ketidakpastian di antara pelanggan mengenai merek baru ACES, yang berpotensi berdampak pada penjualan jangka pendek.
"Oleh karena itu, kami telah merevisi estimasi penjualan kami ke bawah sebesar 1,9% - 2,6% untuk proyeksi tahun 2025 dan 2026," tulisnya dalam riset, Rabu (7/8).
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Aspirasi Hidup (ACES) di Tengah Kinerja yang Tetap Kuat OCBC Sekuritas juga menyesuaikan perkiraan laba untuk tahun 2025 dan 2026, masing-masing dipangkas 4,5% dan 9%. Hal tersebut untuk memperhitungkan biaya iklan dan promosi yang lebih tinggi. William juga memperkirakan margin kotor yang lebih rendah karena mengantisipasi pengenalan lebih banyak produk dengan margin yang lebih rendah sebagai bagian dari strategi
rebranding.
Penyesuaian ini menghasilkan perkiraan penurunan laba secara tahunan sebesar 3,3% di 2025.
"Dengan model yang telah direvisi, estimasi kami menjadi di bawah konsensus untuk tahun 2025 dan 2026, yang mencerminkan pandangan kami yang berhati-hati terhadap kinerja ACES di masa depan," paparnya.
Pada semester I-2024, ACES cetak kinerja yang apik. Di mana, pendapatan dan laba bersih tumbuh, masing-masing 13,77% dan 20,94%. Meski begitu, William menyebut untuk semester kedua, belum terlihat katalis positif yang signifikan untuk ACES.
Meskipun pihaknya mengantisipasi penjualan yang lebih tinggi pada kuartal-kuartal berikutnya karena efek musiman, tetapi di sisi lain, masih terdapat tantangan terkait kondisi ekonomi saat ini, terutama tren PHK yang meningkat. OCBC Sekuritas cenderung berhati-hati terhadap prospek peritel di sisa tahun ini.
Faktor-faktor tersebut membuat William berpandangan kinerja di semester II kemungkinan tidak sekuat yang diharapkan.
"Meskipun manajemen percaya diri untuk mempertahankan target 10% YoY di 2024, kami secara konservatif memperkirakan ACES akan mencapai
topline sebesar Rp 8,3 triliun, yang mewakili peningkatan 8,9% YoY, yang berada di bawah target konsensus sebesar Rp 8,5 triliun," jelasnya.
Dengan demikian, OCBC Sekuritas mempertahankan pandangan netral dengan rekomendasi
hold untuk ACES dengan target harga Rp 730.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari