KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) bakal meminta restu pada pemegang sahamnya untuk melakukan
stock split. Agenda tersebut akan dibawa dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada besok 19 September 2023. Seperti diketahui, BNI bakal memecah nominal sahamnya dengan rasio 1:2. Artinya, satu saham lama akan menjadi dua saham baru. Aksi korporasi ini membuat nilai nominal saham emiten bank pelat merah ini akan berubah menjadi Rp 3.750 per saham. Sebelumnya, harga per sahamnya senilai Rp 7.500.
Dalam RUPSLB ini, BNI juga akan perubahan susunan pengurus perusahaan. Berdasarkan informasi yang beredar, akan ada perubahan posisi komisaris yang dilakukan. Namun, belum ada informasi pasti terkait siapa yang bakal dirombak. Menjelang pelaksanaan RUPSLB tersebut, pergerakan saham BNI ditutup terkoreksi 1,32% pada 18 September 2023 dan secara
year to date (YtD) hanya tumbuh 1,36%. Harga saham BNI ditutup di level Rp 9.350 per saham.
Baca Juga: BNI Akan Minta Restu Stock Split pada RUPSLB yang Digelar Selasa (19/9) Direktur Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan bahwa saat ini BNI masih memiliki fundamental yang baik. Itu pun akan mendorong saham BNI bakal banyak diminati saat pelaksanaan
stock split nantinya. Secara fundamental, BNI mencatat laba naik 17% secara tahunan (yoy) di semester I-2023 menjadi Rp 10,3 triliun. Itu ditopang pertumbuhan kredit, meskipun masih mini yaitu sekitar 4,9% yoy menjadi Rp 650,8 triliun. “Ini akan menjadi perhatian investor karena nanti harganya lebih murah dan likuiditas bertambah,” ujar Nico. Lebih lanjut, ia menilai saham BNI ini memiliki prospek pertumbuhan yang bagus secara jangka panjang. Meskipun, volatilitas harga saham tak akan terhindarkan ketika di awal-awal pelaksanaan
stock split. Oleh karenanya, ia masih merekomendasikan untuk mengoleksi saham tersebut termasuk bagi para investor. Adapun, target harga yang ditetapkan untuk saham BNI mencapai Rp 11.400 per saham.
“Bagi teman-teman mungkin yang belum punya saham BNI, ini merupakan salah satu kesempatan untuk mendapatkan harga saham BNI yang murah,” ujarnya. Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta berpendapat langkah BNI untuk melakukan stock split memang memiliki beberapa manfaat bagi bank tersebut. Salah satunya, aksi korporasi tersebut bisa meningkatkan likuiditas pergerakan harga saham tersebut. Memang, jika dibandingkan dengan beberapa bank big caps lainnya, harga saham BNI tumbuh paling kecil. Sebagai perbandingan, saham PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) mampu tumbuh 18,89% secara
year to date. Sementara, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) masih bisa tumbuh 7,79% secara
year to date. “Aksi tersebut juga bisa membuat investor ritel berinvestasi pada saham BNI,” ujarnya.
Baca Juga: BNI Beberkan Faktor Pendorong Kredit Macet Segmen Korporasi yang Terus Melandai Meski demikian, Nafan juga mengingatkan agar tidak semerta-merta langsung masuk untuk mengoleksi sahamnya. Menurutnya, perlu mencermati juga dinamika yang terjadi secara eksternal. “Saatnya mencermati dinamika The Fed terlebih dahulu,” ujarnya. Nafan saat ini masih merekomendasikan beli untuk saham BNI dengan target harga Rp 9.175 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari