KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bumi Resources Minerals Tbk (
BRMS) diproyeksi lanjutkan tren positif hingga akhir tahun. Harga emas yang kian berkilau diharapkan akan terus memoles prospek kinerja dan saham BRMS. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia M. Nafan Aji Gusta menilai, BRMS mungkin akan terus mencatatkan peningkatan kinerja, baik pendapatan maupun laba laba bersih. Optimisme itu karena melihat upaya BRMS meningkatkan kapasitas produksi emas maupun diversifikasi ke bisnis lainnya.
Terlebih lagi, harga emas saat ini tengah melonjak ke level tertinggi alias All Time High (ATH), efek dari meningkatnya tensi geopolitik, perpolitikan di Amerika Serikat (AS), serta tren pemangkasan suku bunga acuan The Fed.
Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) Keduk Kapasitas Produksi Emas Faktor-faktor tersebut telah mengerek harga emas yang pada akhirnya turut berpengaruh pada moncernya penjualan BRMS. "Mestinya prospek BRMS hingga akhir tahun akan tetap bagus karena didukung oleh fundamantal yang solid,’’ kata Nafan saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (5/11). Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan mengamati, minat investor terhadap BRMS terpantau tinggi seiring rencana meningkatkan kapasitas produksi emas dengan tambahan sebesar 4.000 ton per hari. Di samping itu, BRMS menarik karena memiliki rencana penambangan bawah tanah pada tahun 2027 di Citra Palu Mineral (CPM). Farras mengatakan, proyek CPM di Sulawesi Tengah merupakan aset penting bagi operasi BRMS. Hal itu mengingat tambang tersebut memiliki cadangan 31,5 juta ton dan sumber daya 40,2 juta ton dengan kadar bijih rata-rata 3,5 gram per ton. Adapun BRMS saat ini mengoperasikan dua pabrik produksi dengan kapasitas pemrosesan bijih gabungan sebesar 4.500 ton per hari. Pada kuartal IV-2024, emiten grup Bakrie ini berencana mengoperasikan pabrik ketiganya yakni fasilitas tumpukan pencucian (heap leach), dengan menambah kapasitas 4.000 ton per hari.
Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) Optimistis Produksi Emas Capai 50.000 Ons Troi Untuk lebih meningkatkan produksi emas, BRMS akan memulai penambangan bawah tanah di Blok-1 Poboya, dengan target kadar bijih yang lebih tinggi sebesar 4,9 gram per ton. Inisiatif ini akan mendorong produksi
dore bullion perusahaan pada tahun 2027 menjadi 145,4 ribu ons, naik 165,6% dari produksi saat ini. Selain itu, lanjut Farras, BRMS juga memiliki sejumlah aset cadangan potensial lainnya, seperti tambang di Banten, Aceh, dan Gorontalo dengan total cadangan mencapai 126,1 juta ton. Secara total, jumlah tersebut empat kali lebih besar dari CPM. Salah satu proyek yang akan dikomersialisasikan adalah tambang Gorontalo Minerals pada 2026, dengan kapasitas pengolahan 2.000 ton per hari dan kadar tembaga serta emas masing-masing sebesar 0,49% dan 0,43 gram per ton. Samuel Sekuritas meyakini bahwa inisiatif monetisasi, bersama dengan penambangan bawah tanah CPM tersebut, nantinya akan meningkatkan EBITDA BRMS pada tahun 2028 menjadi US$ 107 juta dan laba bersih menjadi US$ 129 juta. Farras menambahkan, penggerak pertumbuhan lain untuk BRMS adalah keterlibatan AP Investment/Salim Group. Diharapkan kehadiran grup Salim dapat mendorong CAGR 2024-2028 BRMS sebesar 22% pada tingkat Ebitda dan 19,2% untuk EPS. Dengan berbagai faktor tersebut, Farras melihat prospek cerah bagi BRMS. Dalam jangka pendek, kadar emas yang lebih tinggi dan perkiraan hasil kinerja kuartal ketiga yang lebih kuat bakal menjadi pendukung emiten tambang emas tersebut. "Kami mengulangi pandangan positif terhadap BRMS," ungkap Farras dalam riset 1 November 2024. Dalam riset 7 Agustus 2024 lalu, Analis KB Valbury Sekuritas Benyamin Mikael memandang, BRMS masih akan didukung oleh solidnya harga emas dan pertumbuhan produksi yang kuat. Oleh karena itu, BRMS memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan. Kabar teranyar, manajamen BRMS mengungkapkan bahwa produksi emas BRMS di kuartal ketiga melonjak dengan kadar yang lebih tinggi dan harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) yang meningkat. Bumi Resources Minerals mencatat peningkatan tajam dalam produksi emas yang mencapai 18.622 ons troi di kuartal ketiga yang naik 8,8% qoq. Dengan hasil tersebut, maka BRMS berhasil memproduksi 45.000 ons troi emas selama Januari – September 2024. Catatan produksi ini telah melampaui target setahun penuh 2024 yang dipatok sebesar 35.000 ons troi, dan juga melewati total produksi tahun lalu yang sebesar 27.000 ons troi. Mikael melihat, pertumbuhan produksi BRMS didorong oleh operasi berkapasitas penuh di pabrik Palu dan pemrosesan bijih dengan kadar yang lebih tinggi, dengan ASP naik menjadi US$2.347/oz dari US$1.930/oz pada tahun 2023. Selain itu, kadar emas yang diproses juga meningkat menjadi 1,67 gram per ton pada kuartal ketiga dari 1,57 gram per ton pada kuartal kedua. Mengingat lonjakan harga saham BRMS yang mengesankan dan kekuatan yang diantisipasi dari hasil kuurtal ketiga mendatang, KB Valbury Sekuritas melihat potensi revisi ke atas pada harga. Sejauh ini, KB Valbury masih mempertahankan rekomendasi Buy dengan target harga di Rp 236 per saham. "Prospek positif kami terhadap BRMS tetap kuat, didukung oleh pertumbuhan produksi perusahaan yang kuat, proyek-proyek strategis, dan prospek overweight pada harga emas. Faktor-faktor ini memperkuat keyakinan kami pada masa depan BRMS yang menjanjikan," ungkap KB Valbury Sekuritas dalam catatannya, Selasa (29/10).
Sementara itu, Nafan menyarankan accumulative buy untuk BRMS dengan target harga sebesar Rp 484 per saham. Farras menegaskan kembali rekomendasi buy untuk BRMS dengan targat harga baru di Rp 500 per saham. Namun, Farras menuturkan, potensi kenaikan harga lebih lanjut masih terbuka, mengingat target harga tersebut belum memperhitungkan komersialisasi aset BRMS lainnya atau penjualan produk sampingan tambahan. Tetapi perlu waspadai risiko penurunan dari harga emas yang lebih rendah, penundaan operasional, dan masalah pembiayaan. Adapun harga saham BRMS sudah melesat belakangan ini. Mengutip RTI Business, Selasa (5/11), BRMS ditutup pada posisi Rp 412 per saham yang telah menguat 9,57% dalam sepekan, 49,28% dalam sebulan, serta 142% di sepanjang tahun (ytd). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi