Cek Rekomendasi Saham dan Arah IHSG Menyambut Suku Bunga The Fed, Kamis (15/12)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru dua hari parkir di zona hijau,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memerah. Sempat naik ke level 6.854,09 di awal perdagangan, IHSG akhirnya ditutup turun 0,13% ke posisi 6.801,74 pada Rabu (14/12). 

Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro menyoroti, merosotnya IHSG tak lepas dari saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang kembali ambles 6%. Pelemahan IHSG juga terseret koreksi saham perbankan big caps yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Selain itu, investor juga tampak masih wait and see menunggu konfirmasi kenaikan suku bunga The Fed pada dini hari nanti. Pelaku pasar memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS) itu akan mengerek suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps).


Kebijakan suku bunga The Fed bakal menentukan arah pasar saham pada perdagangan Kamis (15/12). "Proyeksi IHSG besok berpotensi menguat jika The Fed menaikkan suku bunga sesuai konsensus pasar di level 50 bps," ujar Nico saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (14/12).

Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.801 Rabu (14/12), Net Sell Asing Mencapai Rp 1,1 Triliun

Menurut Nico, testimoni terbaru The Fed lebih bernada dovish menyusul level inflasi AS yang melandai. Data inflasi AS untuk bulan November turun ke level 7,1% secara tahunan dari posisi 7,7% pada bulan sebelumnya.

Secara teknikal, Nico juga melihat adanya tanda-tanda rebound pada IHSG. Target resistance IHSG untuk Kamis ada di level 6.895, sedangkan support berada di area 6.735.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian menambahkan, stochastic RSI dan MACD membentuk golden cross, memperkuat indikasi rebound lanjutan. Besok, IHSG berpeluang menguji resistance 6.880 dengan support di posisi 6.720.

Baca Juga: IHSG Turun Tipis 0,13% ke 6.801 Hingga Tutup Pasar Rabu (14/12), GOTO Top Loser LQ45

Di sisi lain, kebijakan moneter terbaru The Fed dan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter pada tahun 2023 berpotensi membuat nilai tukar rupiah menguat. Dengan pergerakan ke batas bawah area konsolidasi sekitar Rp 15.450 per dolar AS. 

Masih dari sentimen eksternal, harga brent oil kembali ke atas US$ 80 per barel hingga Rabu sore. Kondisi ini memicu rebound harga saham komoditas, terutama produsen batubara seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Saran Rio, pelaku pasar juga bisa memperhatikan peluang rebound atau penguatan lanjutan pada saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Baca Juga: Indeks Sektor Perbankan Bergerak Naik, Begini Rekomendasi Sahamnya

Selain itu, Rio memperkirakan saham-saham perbankan akan mengalami penguatan. Tak jauh berbeda, Nico juga menjagokan ADRO dan saham perbankan, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Support saham ADRO bisa dicermati pada area Rp 3.730 dan resistance di Rp 4.020. Sedangkan support BBRI ada di Rp 4.880 dan resistance pada harga Rp 5.030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati