KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) akan memulai perdagangan pekan ini, Senin (13/1) dari posisi 7.088,86. Level ini didapat usai IHSG menguat 0,34% pada akhir pekan lalu, Jumat (10/1). Meski begitu, IHSG mengakumulasi pelemahan 1,05% sepanjang pekan lalu. Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan mengamati total dana asing yang keluar (
capital outflow) mencapai Rp 1,6 triliun di pasar reguler. Sedangkan di seluruh pasar, terjadi aksi jual bersih (
net sell) senilai Rp 2,11 triliun. David menyoroti Indeks Purchasing Managers Index (PMI) final Amerika Serikat (AS) untuk bulan Desember 2024 yang dilaporkan mengalami kenaikan ke level 56,8. Namun angka ini masih sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang diprediksi berada di level 58,5.
"Meskipun ada peningkatan, hasil tersebut menunjukkan sektor manufaktur AS masih mengalami tantangan, kendati tetap menunjukkan ekspansi yang positif. Angka 56,8 menunjukkan sektor manufaktur terus berkembang, meski dengan laju yang lebih lambat dari yang diperkirakan," ungkap David dalam riset yang disiarkan Senin (13/1). Sedangkan dari China, tingkat inflasi pada Desember 2024 dilaporkan mengalami penurunan hingga mencapai 0,1% secara
year-on-year (YoY), sesuai dengan nilai konsensus yang telah diperkirakan sebelumnya. Penurunan inflasi ini mencerminkan adanya tekanan harga yang semakin mereda, baik dari sisi permintaan domestik maupun harga barang dan jasa di pasar internasional.
Baca Juga: Investasi Sektor Migas Digenjot, Cek Rekomendasi Saham PGAS, WINS, AKRA, ELSA, MEDC "Angka ini menunjukkan bahwa perekonomian China tetap mampu menjaga stabilitas harga. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketidakpastian global dan perubahan dinamika pasar," imbuh David. Dari domestik, ada sentimen cadangan devisa yang impresif dan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang meningkat. Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa Indonesia mencapai rekor tertinggi pada bulan Desember 2024, dengan jumlah yang sebesar US$ 155,7 miliar. Posisi cadangan devisa ini mencerminkan stabilitas sektor eksternal yang kuat, serta kemampuan Indonesia untuk memenuhi kewajiban luar negeri, mendukung stabilitas nilai tukar rupiah, dan memperkuat kepercayaan pasar terhadap perekonomian nasional. "Cadangan devisa yang tinggi ini juga menjadi indikasi arus masuk modal asing dan kinerja ekspor Indonesia tetap positif sepanjang tahun tersebut," terang David. Selanjutnya, IKK Indonesia pada Desember 2024 tercatat berada di level 127,7 atau meningkat dari bulan sebelumnya yang berada di level 125,9. Menurut David, peningkatan ini mencerminkan optimisme yang tinggi dari masyarakat terhadap kondisi perekonomian, baik dari sisi kondisi saat ini maupun harapan ke depan. "Kenaikan IKK juga menjadi sinyal positif bahwa program pemerintah dan stabilitas ekonomi berhasil menjaga kepercayaan masyarakat terhadap prospek ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang terus berlangsung," imbuh David.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG untuk Hari Ini (13/1) Sentimen & Rekomendasi Saham Pekan Ini Sementara untuk pekan ini (perdagangan 13 Januari - 17 Januari 2025), David menyoroti sejumlah sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar.
Pertama, sentimen inflow asing. Menurut David, pergerakan investor asing ke depan menarik untuk diperhatikan. David mengamati, pada pekan kedua awal tahun 2025, penjualan investor asing mulai melandai. Jika melihat data seasonality 10 tahun terakhir, IHSG cenderung bergerak positif di bulan Januari. Di sisi lain, dividen big banks biasanya juga akan dibagikan di bulan Maret yang saat ini memberikan yield menarik. "Tentu ini akan menarik investor asing untuk masuk kembali ke IHSG," kata David.
Kedua, sentimen Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting The Fed. Hasil FOMC akan segera diumumkan. Pertemuan ini menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar, ekonom, dan investor di seluruh dunia, mengingat keputusan yang dihasilkan akan berdampak besar pada dinamika perekonomian global. Dalam pertemuan ini, FOMC akan mengevaluasi berbagai indikator ekonomi. Termasuk tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan data ketenagakerjaan, untuk menentukan apakah diperlukan perubahan pada suku bunga acuan atau langkah-langkah lain yang mendukung stabilitas ekonomi. Dengan latar belakang ketidakpastian global dan tantangan ekonomi domestik, keputusan FOMC diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas mengenai arah kebijakan moneter AS ke depan. "Hasil dari pertemuan ini juga akan memengaruhi pergerakan pasar keuangan, nilai tukar dolar, dan strategi investasi di berbagai sektor ekonomi," tandas David.
Baca Juga: Begini Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Hari Ini (13/1) Berikut rekomendasi saham dari Indo Premier Sekuritas untuk pekan ini. 1. PT Indika Energy Tbk (
INDY)
- Rekomendasi: Buy on Breakout
- Harga sebelumnya: Rp 1.740
- Entry: Rp 1.810
- Target harga: Rp 1.975
- Stoploss: Rp 1.730
Analisa: Di antara sektor batubara INDY menjadi yang paling
bullish. Saat ini INDY terlihat bergerak di atas MA5 & MA20 dan dalam 3 hari terakhir INDY mengalami kenaikan volume perdagangan yang signifikan. 2. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI)
- Rekomendasi: Buy
- Harga sebelumnya: Rp 4.350
- Entry: Rp 4.380
- Target harga: Rp 4.625
- Stoploss: Rp 4.250
Analisa: Saat ini
big banks bergerak
sideways dekat sekali dengan area
support. Di sisi lain, dengan asumsi EPS yang sama dengan tahun lalu
dividend yield BBNI saat ini sekitar 6%++. Hal ini akan memancing investor asing untuk masuk kembali ke IHSG. Asing berpotensi masuk ke BBNI dan jika dilihat melalui indikator line MACD masih dalam area
golden cross dan histogram bergerak positif.
3. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS)
- Rekomendasi: Buy
- Harga sebelumnya: Rp 1.705
- Entry: Rp 1.710
- Target harga: Rp 1.850
- Stoploss: Rp 1.645
Analisa: PGAS bergerak
bullish. Setelah
breakout dari
resistance penting, PGAS terus naik di atas MA5-nya. Kenaikan PGAS ini juga didukung dengan
high volume.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari