KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis minuman beralkohol (minol) kembali bergairah di 2023. Contohnya, seperti PT Hatten Bali Tbk (
WINE) berhasil membalikkan posisi rugi bersih di kuartal I-2022 sebesar Rp 118 juta menjadi laba bersih Rp 11,48 miliar di kuartal I-2023. Adapun laba WINE tersebut didukung oleh lonjakan penjualan perseroan menjadi Rp 58,50 miliar pada kuartal I-2023, dibandingkan periode sama tahun lalu hanya Rp 24,75 miliar. Sedangkan, PT Multi Bintang Indonesia Tbk (
MLBI) mencatat laba bersih Rp 203,89 miliar di kuartal I-2023. Naik tipis 0,7% dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 202,33 miliar. Penjualan bersih Rp 740,01 miliar, surplus 9,8% secara tahunan.
Sementara, PT Delta Djakarta Tbk (
DLTA) membukukan laba bersih sebesar Rp 58,85 miliar pada kuartal I 2023. Jumlah ini menyusut 4,6% ketimbang laba bersih periode yang sama setahun sebelumnya sebesar Rp 61,69 miliar. Research & Consulting Manager Infovesta Kapital Advisori Nicodimus Kristiantoro melihat, kunci sukses pertumbuhan kinerja emiten alkohol. terletak pada produk inovasi bisnis dan diversifikasi lini bisnisnya.
Baca Juga: Diantara Saham Emiten Minuman Beralkohol Ini, Mana yang Jadi Rekomendasi Analis? Adapun, untuk WINE kinerja emiten ini berbalik mencatat laba bersih dari sebelumnya rugi bersih dikarenakan meningkat dari sisi pendapatan atau penjualan. "Dari sisi fundamental terus membaik, kemudian dari sisi prospek bisnis juga WINE ini bisa bersaing dengan kompetitor lainnya apalagi punya lahan pengolahan sendiri," jelasnya kepada kontan, senin (22/5). Nico menilai, emiten alkohol mempunyai keunikan dan pangsa pasar yang loyal akan mempertahankan kinerjanya setidaknya tetap mencatatkan laba untuk periode kuartal II-2023. Menurut Nico belum ada sentimen dominan yang menggerakan khususnya dari penjualan minuman beralkohol. Pasalnya, penjualan minuman alkohol paling signifikan terjadi pada musim-musim festival. Adapun, persaingan industri minuman alkohol cukup ketat, ada emiten lama dan baru yang mempunyai daya tarik serta market share nya sendiri.
Sementara, sentimen positif berasal dari adanya kebutuhan minuman beralkohol mulai dari jasa pembuatan hingga proses penjualannya ke konsumen. Sedangkan sentimen negatif yang membayangi emiten minuman alkohol yakni terkait regulasi dari Pemda atau Pemerintah. Nico melihat hingga akhir tahun potensi penguatan tetap ada khususnya seiring kembali hadirnya sentimen musim liburan dan festival natal tahun baru. Selain itu semakin pulihnya daya beli. "Proyeksi peningkatan kinerja yang dibarengi dengan ekspektasi pembagian dividen interim bagi emiten minuman beralkohol yang gemar bagi dividen akan menjadi katalis penguatan harga emiten-emiten minol untuk hingga akhir tahun 2023," tuturnya
Baca Juga: Penjualan dan Laba Bersih Multi Bintang Indonesia (MLBI) Kompak Naik Pada 2022 Nico menyarankan, para investor yang ingin masuk ke emiten minuman beralkohol lihat fundamental yang bagus dari sisi
top line dan
bottom line, kemudian lihat secara teknikal dan valuasinya sedang murah atau tidak. Nico merekomendasi beli untuk saham MLBI dengan target harga Rp 9.400. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto