KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto melakukan perjalanan dinas ke China pada 8-10 November 2024 lalu. Kunjungan resmi ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kemitraan Indonesia dan China di berbagai sektor. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menyoroti sejumlah kesepakatan bisnis antara perusahaan kedua negara, yang mencakup investasi lebih dari US$ 10 miliar. Sejumlah emiten di Indonesia dan perusahaan asal China pun meneken sejumlah perjanjian. Misalnya, PT Bakrie & Brothers Tbk (
BNBR) menandatangani nota kesepahaman dengan Envision Energy International Ltd soal pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung (Floating Solar Power Plant) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau Wind Power Plants.
Direktur BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti mengatakan kerja sama ini dilakukan guna mendorong dan mengakselerasi transformasi bisnis perusahaan ke industri energi hijau.
Baca Juga: Bakrie & Brothers (BNBR) Teken MoU dengan Perusahaan China Untuk Proyek PLTB dan PLTS “Ini merupakan kesempatan yang baik sekali dalam mendukung program pertumbuhan domestik yang telah didorong oleh pemerintah, di mana nantinya akan lebih banyak lagi investasi asing yang masuk ke dalam negeri, apalagi dalam pengembangan energi hijau,” kata Roy dalam keterangan resminya yang diterima Kontan, Minggu (10/11). Roy mengungkapkan BNBR dan Envision sedang mengeksplorasi untuk membangun PLTS Terapung dan PLTB yang masing-masing memiliki kapasitas sebesar 200 Mega Watt. Dari bidang teknologi dan informasi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) bersama dengan Tencent Cloud dan Alibaba Cloud menandatangani perjanjian yang mencakup penguatan infrastruktur komputasi awan (cloud) dan talenta Indonesia pada Minggu (10/11). Tencent Cloud akan membangun Pusat Data Internet (IDC) ketiganya di Indonesia, sebagai bagian dari komitmen baru senilai sekitar US$ 500 juta dalam bentuk infrastruktur, sumber daya, dan investasi di Indonesia hingga 2030. Adapun investasi ini bertujuan untuk memberdayakan perusahaan-perusahaan lokal dengan solusi
cloud dan kecerdasan buatan alias
artificial intelligence (AI). Sementara itu, Alibaba Cloud berencana untuk menggandakan jumlahnya menjadi 800.000 orang pada 2033 dan akan mendirikan Pusat Keterampilan di Universitas Indonesia untuk menawarkan pelatihan khusus.
Baca Juga: GOTO, Tencent, dan Alibaba Sepakati Pengembangan Infrastruktur Cloud di Indonesia Dalam kesempatan yang sama, PT Vale Indonesia Tbk (
INCO) dan GEM Co., Ltd. juga melakukan penandatanganan kolaborasi strategis dengan membangun smelter nikel berteknologi
high pressure acid leaching (HPAL) yang berlokasi di Sulawesi Tengah. Proyek yang digarap bersama pun senilai US$ 1,4 miliar. CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy mengatakan, smelter ini bakal menjadi pabrik pengolahan nikel net zero dengan produksi sekitar 60.000 ton nikel dalam bentuk
Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) setiap tahun. MHP merupakan komponen untuk baterai sistem penyimpanan energi. "Kami menyambut baik dan akan bekerja keras dalam menyediakan atmosfer yang bagus untuk investasi yang masuk ke Indonesia,” ujar Febriany dalam keterangan resminya, Minggu (10/11).
Baca Juga: Huayou Cari Pendanaan US$2,7 Miliar Untuk Biayai Proyek Bersama Ford & Vale Indonesia Rekomendasi Saham
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer mengatakan bahwa kunjungan tersebut menjadi salah satu katalis yang cukup menjanjikan bagi prospek pertumbuhan emiten ke depannya. Menurutnya, kerja sama antara INCO dan GEM yang melakukan perjanjian investasi pembangunan pabrik HPAL cukup menarik, terlebih kebutuhan pemurnian nikel melalui mekanisme HPAL cukup dibutuhkan dengan kenaikan kebutuhan komponen
Electric Vehicle (EV). "Selain itu GOTO juga melakukan kerja untuk memperkuat bisnis
icloud-nya juga cukup menjanjikan," ucap Miftahul kepada Kontan, Senin (11/11). Sementara itu,
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyoroti bahwa kerja sama yang terjalin pada emiten tersebut cukup bervariatif, mulai dari bidang
green economy, teknologi informasi hingga hilirisasi.
Baca Juga: Defisit APBN 2024 yang Mulai Membesar Jadi Alarm Pemerintah Nafan juga menerangkan bahwa penerapan kerja sama tersebut dalam jangka panjang bisa mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi baru. "Pak Prabowo komitmen untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5%. Jadi harus tercipta sumber pertumbuhan ekonomi baru," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Senin (11/11). Nafan juga menyarankan agar para investor dan pelaku pasar untuk mencermati kinerja fundamental emiten-emiten tersebut, karena kerja sama yang terjalin ini membutuhkan proses jangka panjang. Nafan merekomendasikan untuk
accumulative buy saham GOTO dengan target harga Rp 98 per saham.
Miftahul merekomendasikan untuk
trading buy saham INCO dengan target harga Rp 3.930 per saham. Dia juga merekomendasikan untuk
wait and see saham GOTO dan BNBR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati