KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah langkah optimalisasi ditempuh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) untuk mencapai jalur profitabilitas. Wacana penggabungan usaha dengan TikTok Shop turut memandu GOTO menuju jalur tersebut lebih cepat. Analis MNC Sekuritas Alif Ihsanario mengatakan, GOTO telah menerapkan sejumlah langkah transformatif menuju profitabilitas. Peningkatan Adjusted EBITDA secara substansial menjadi salah satu wujudnya. GOTO mencatatkan kinerja luar biasa selama kumulatif Januari – September 2023, dengan memperoleh pendapatan kotor sebesar Rp 17,8 triliun atau tumbuh 7,0% YoY dibandingkan Rp 16,6 triliun pada periode yang sama tahun 2022.
Terobosan ini sebagian besar disebabkan oleh lonjakan tingkat penerimaan (
take rate) GOTO menjadi 4,0% dibandingkan 3,7% per September 2022. Margin Kontribusi GOTO mencapai nilai positif sebesar Rp 2,8 triliun, yang terhitung sebesar 0,6% dari total Gross Transcation Value (GTV), dibandingkan minus Rp 5,7 triliun per September 2022 lalu. Pertumbuhan terlihat di setiap segmen bisnis GOTO, dengan segmen e-commerce memimpin dengan kenaikan sebesar 11,4% YoY, diikuti oleh segmen fintech 10,2% YoY, layanan on-demand 4,9% YoY dan logistik 3,9% YoY.
Baca Juga: Bukan GOTO, Ini Saham-Saham yang Bikin Indeks Sektor Teknologi Naik 16% Sepekan Menurut Alif, pertumbuhan Margin Kontribusi GOTO patut dipuji disertai dengan penurunan besar dalam biaya penjualan dan pemasaran. Dimana biaya tersebut yang dikeluarkan hanya Rp 3,8 triliun selama periode sembilan bulan 2023 dibandingkan Rp 9,7 triliun periode Januari hingga September 2022 lalu. Alhasil, biaya penjualan dan pemasaran yang lebih rendah itu membuka jalan bagi kenaikan drastis Adjusted Ebitda sebesar 70.9%YoY menjadi minus Rp 3,7 triliun selama Januari hingga September 2023. Terlepas Adjusted Ebitda GOTO masih merugi, namun telah naik pesat daripada minus Rp 12,9 triliun per September 2022. GOTO juga berhasil memangkas biaya operasional tetap sebesar 19%, serta memangkas biaya terkait infrastruktur cloud dan TI sebesar 25%, yang merupakan bagian besar dari total biaya pendapatan. Secara keseluruhan, langkah GOTO meminimalisasi pengeluaran telah menghemat Rp 2,5 triliun atau memenuhi target penghematan biaya pada tahun 2023. “Ini memungkinkan GOTO untuk menghentikan pemotongan
operational expenditure (opex) mereka untuk mengimbangi situasi di tengah lanskap persaingan yang ketat,” ungkap Alif dalam riset 6 November 2023. Analis Sinarmas Sekuritas Michael Filbery menyoroti, kinerja Gross Transaction Value (GTV) GOTO di kuartal ketiga 2023 yang menunjukkan pemulihan dengan kenaikan 5% QoQ. Semua lini bisnis performa GTV pulih, utamanya di e-commerce 5.7% QoQ dan Fintech 4.55 QoQ. Peningkatan ini didukung strategi ekspansi GOTO pada mainstream products dan services. Dengan raihan Adjusted Ebitda, saat ini manajemen GOTO masih menilai target Ebitda positif di kuartal IV-2023 masih cukup menantang karena kondisi kompetisi yang masih cukup ketat dan penurunan GTV secara tahunan yang masih terjadi di kuartal III-2023.
Michael memproyeksi, target EBITDA di 2023 akan berada pada rentang minus Rp 4,5 triliun – Rp 3,8 triliun, sehingga di kuartal IV-2023 ini Ebitda GOTO diprediksi masih negatif sekitar Rp 0,8 triliun – Rp 0,1 triliun. “Adjusted EBITDA positif diperkirakan akan mundur ke tahun depan,” kata Michael kepada Kontan.co.id, Kamis (30/11). Sementara itu, Michael memandang bahwa kabar kolaborasi Tiktok dan Tokopedia yang akan membentuk perusahaan patungan (JV) nampaknya berdampak minimal bagi kinerja GOTO. Sebab, kepemilikan atas JV tersebut diperkirakan akan didominasi oleh TikTok. Setiap GTV dan pendapatan yang dihasilkan dari JV ini tidak dikonsolidasi pada GTV dan pendapatan GOTO. Hal ini sejalan dengan panduan GOTO yang akan lebih konservatif pada strategi live shopping untuk meningkatkan
market share karena langkah ini memerlukan investasi dan cash burning yang lebih besar lagi. Namun, kepemilikan minor GOTO pada JV tersebut diperkirakan masih akan berdampak positif pada segmen bisnis Fin-tech dan logistics. Sebab, meningkatnya GTV pada JV akan mengkapitalisasi pertumbuhan segmen fintech dan logistic. “Garis besarnya, saya lihat dampak ke GOTO secara keseluruhan masih minimal,” jelas Michael. Analis Indopremier Sekuritas Ryan Winipta melihat, adanya potensi pertambahan nilai dari kerja sama GOTO dan Tiktok Shop. Meskipun belum ada informasi resmi untuk kabar tersebut. “Kami pikir ada skenario bagi GoTo untuk menyetujui struktur JV dan kami memperkirakan kerugian akan ditanggung seluruhnya atau sebagian besar oleh Tiktok Shop,” tulis Ryan dalam riset 23 November 2023. Ryan menilai, struktur JV bisa berdampak positif karena GMV atau pendapatan Tokopedia masih dikonsolidasikan ke GOTO, dan juga dampak penilaian minimal dibandingkan jika transaksi dilakukan langsung di Tokopedia. Selain itu, GoTo mungkin dapat mengintegrasikan segmen bisnis logistik, pembayaran, dan PayLater (BNPL) mereka ke dalam JV tersebut yang akan sangat menguntungkan bagi PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebagai mitra GOTO karena Tiktok Shop tidak memiliki mitra keuangan.
Baca Juga: TikTok Pertimbangkan Gandeng GoTo untuk Buka Kembali TikTok Shop Alif menambahkan, kolaborasi Strategis GOTO dan Bank Jago yang menciptakan GoPay Tabungan dari Jago telah berhasil menarik 200 ribu pengguna dan lebih dari 1 juta transaksi tercatat, sejak diluncurkan pada Oktober 2023. Layanan pinjaman GoPay Tabungan berpotensi tumbuh lebih lanjut seiring permintaan kredit dalam negeri secara keseluruhan diperkirakan tumbuh sebesar 10,4% YoY pada tahun 2023. Ini harusnya mendorong GTV GOTO dan bersamaan dengan itu meningkatkan monetisasi
take rate mereka yang didukung oleh pangsa pasar yang diuntungkan Gopay mendominasi sekitar 58% pangsa pasar e-wallet. Di sisi lain, Alif juga memandang rencana IPO internasional GOTO yang dibatalkan telah menjadi pertanda baik. Batalnya IPO internasional dengan raihan kinerja keuangan yang terus membaik, telah menyediakan cadangan kas yang cukup bagi perusahaan. GOTO memiliki postur neraca yang solid, dengan kas dan setara kas, dan deposito jangka pendek berjumlah total Rp 25,2 triliun pada September 2023.
Selain itu, pembakaran kas bersih (cash burn) telah signifikan turun 76% dari periode sebelumnya. Dengan demikian, capaian ini memberikan GOTO modal kerja yang memadai untuk melaksanakan operasi bisnis. Alif merekomendasikan Beli untuk GOTO dengan target harga lebih rendah di Rp 102 per saham mengingat faktor makro yang kurang mendukung terutama era suku bunga tinggi. Risiko negatif bagi GOTO adalah suku bunga tinggi yang berkelanjutan dan kegagalan mereka dalam mempertahankan panduan profitabilitas. Sementara, Michael merekomendasikan Neutral pada GOTO dengan target harga Rp 70 per saham. Ryan mempertahankan peringkat Beli untuk GOTO dengan target harga Rp 125 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari