KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengusung strategi transformasi bisnis dengan menyiapkan sejumlah agenda ekspansi. Di bisnis non-batubara, ITMG menyasar proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan ekspansi ke komoditas mineral. Direktur Utama Indo Tambangraya Megah, Mulianto mengungkapkan bahwa transformasi bisnis ITMG mengarah ke bisnis hijau dan critical mineral sebagai komoditas yang penting untuk mendukung proses dekarbonisasi. Nikel menjadi salah satu komoditas yang dilirik oleh ITMG. Hanya saja, Mulianto belum membeberkan rencana ekspansi dan akuisisi ITMG ke bisnis komoditas mineral.
"Nikel adalah salah satu critical mineral yang kami lihat perkembangannya. Tapi saat ini kami belum bisa memberikan informasi lebih dalam, karena sedang proses observasi dan diskui," kata Mulianto dalam paparan publik, Rabu (28/8). Bersamaan dengan itu, ITMG menggenjot ekspansi di bidang listrik EBT. Pada tahap awal ITMG memulai mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan berikutnya di tenaga air. ITMG meningkatkan kapasitas melalui anak perusahaannya, PT ITM Bhinneka Power (IBP). Hingga Juni 2024, IBP telah membukukan kontrak berbasis surya sebesar 34,5 Megawatt peak (MWp), termasuk proyek Bunyut yang akan mendukung operasional anak usaha ITMG lainnya. Baca Juga: Indo Tambangraya (ITMG) Beri Bocoran Pembagian Dividen Interim, Berapa Besarnya? Meski menjalankan transformasi bisnis, tapi ITMG masih serius mengembangkan bisnis inti di komoditas batubara. Direktur Indo Tambangraya Megah Junius Prakarsa Darmawan mengatakan belanja modal atawa capital expenditure (capex) ITMG tahun ini masih dominan untuk segmen tambang batubara. ITMG menyiapkan capex sebesar US$ 96,5 juta sepanjang tahun ini, di mana 68% dialokasikan untuk tambang batubara. Pada semester I-2024, ITMG menyerap capex sebesar US$ 23,2 juta dengan komposisi 74% untuk tambang batubara. ITMG sedang menggarap pengembangan Pelabuhan Bunyut sebagai pelabuhan muat dan infrastruktur jalan angkut batubara. ITMG ingin meningkatkan kapasitas dari sebelumnya 12 juta ton menjadi 20 juta ton, untuk mengantisipasi peningkatan produksi dari anak-anak usahanya. ITMG pun mulai memetik hasil dari pengembangan tambang batubaranya. Pada semester I-2024, sudah ada tambahan produksi batubara dari dua anak usaha ITMG, yakni PT Graha Panca Karsa (GPK), dan PT Tepian Indah Sukses (TIS) yang telah mulai beroperasi. Direktur Indo Tambangraya Megah Yulius Kurniawan Gozali membeberkan pada kuartal II-2024 GPK sudah menyumbang produksi batubara sebanyak 200.000 ton TIS sebesar 30.000 ton. Pada tahun ini, target produksi batubara GPK mencapai 1 juta ton, dan 400.000 ton dari TIS. Secara keseluruhan, ITMG memproduksi batubara sebesar 9,3 juta ton pada semester I-2024. Tumbuh sekitar 14% dibandingkan periode yang sama pada 2023 sebesar 8,2 juta ton.
ITMG Chart by TradingView