KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga nikel masih tertekan, kendati terdapat penguatan sebulan terakhir. Namun, sejumlah analis masih memberikan rekomendasi saham nikel. Ini ulasan lengkap rekomendasi saham: 1. PT Harum Energy Tbk (
HRUM)
Segmen nikel HRUM diperkirakan akan mengambil porsi hingga 65% dari total laba bersih pada tahun 2024. Lonjakan laba bersih segmen nikel ini terutama didorong oleh peningkatan produksi bijih nikel mencapai 2,5 juta wet metric ton (wmt), yang pada akhirnya akan menghasilkan produksi nikel sebesar 30 ribu atau naik 400% YoY dari PT Position. Selain itu, HRUM kini memegang kepemilikan penuh atas Infei Metal Industry dan Westrong Metal Industry (WMI).
- Rekomendasi: Buy
- Target harga: Rp 2.000
Sinarmas Sekuritas, Exel Leonardo 2. PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM)
- ANTM baru menyelesaikan sejumlah divestasi, Sumberdaya Arindo (SDA) dan Feni Haltim (FHT) kepada HongKong CBL Limited (HKCBL). Divestasi ini dinilai positif karena memungkinkan ANTM untuk masuk lebih jauh ke dalam proyek-proyek rantai nilai baterai. Selain itu, ANTM dan HKCBL juga berencana untuk membangun HPAL dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 30% dan 70%. Untuk Proyek EV Battery, ada beberapa sub-proyek ANTM tidak memiliki kepemilikan langsung, namun memiliki eksposur melalui Industri Baterai Indonesia (IBC), dengan ANTM memiliki 25% saham.
- Rekomendasi: Buy
- Target harga: Rp 1.960
BRI Danareksa sekuritas, Hasan Barakwan
3. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (
NCKL) Sebagai perusahaan nikel terintegrasi, NCKL dinilai positif dalam perannya di industri nikel. Hal itu ditopang ekspansi perseroan untuk hiliriasi nikel menjadi bahan baterai kendaraan listrik, memiliki tambang dengan cadangan nikel yang besar, serta lokasi kegiatan perseroan yang terintegrasi. Namun patut dicermati risiko fluktuasi harga nikel dan energy dapat mempengaruhi ASP dan cash cost perseroan.
- Rekomendasi: Buy
- Target harga: Rp 1.300
Panin Sekuritas, Felix Darmawan
4. PT Timah Tbk (
TINS) TINS mencatatkan penurunan kinerja hingga September 2023, dengan mencatatkan rugi bersih Rp 87,45 miliar. Hal itu seiring merosotnya pendapatan 37,42% menjadi Rp 6,37 triliun. Berdasarkan hal itu, target pendapatan untuk tahun 2023-2024 direvisi, dengan perkiraan pertumbuhan CAGR sebesar -18% dibandingkan tahun 2022. Ini dikarenakan fluktuasi yang tidak menguntungkan pada harga jual rata-rata timah dan permintaan. Terlepas dari fluktuasi pasar, fokus TINS pada produksi bijih timah berbiaya rendah diharapkan dapat meningkatkan margin keuntungan, mengatasi volatilitas harga jual timah dan ketidakpastian kekuatan permintaan.
- Rekomendari: Sell
- Target harga: Rp 635
Binaartha Sekuritas, Revita Dhiah Anggrainy Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari