Cek Rekomendasi Saham Sektor Poultry Saat Kinerjanya Cenderung Negatif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perunggasan alias poultry masih diselimuti sentimen negatif pada kuartal I-2023. Setelah menutup tahun 2022 dengan kinerja yang negatif akibat peningkatan beban.

Hal ini tecermin dari realisasi penjualan tiga emiten unggas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).

Hingga kuartal I-2023, CPIN mencatatkan laba sebesar Rp 240,99 miliar atau turun 79,76% dibandingkan dengan kuartal I-2022 sebesar Rp 1,19 triliun.


Dari sisi top line, penjualan bersih CPIN pada kuartal I-2023 sebesar Rp 14,56 triliun atau naik 1,87% daripada kuartal I-2022 sebesar Rp 14,29 triliun.

Kenaikan penjualan yang terbatas ini didorong dari koreksinya pada segmen ayam pedaging yang menyumbang Rp 7,61 triliun atau turun 4,83% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 7,99 triliun.

Sementara, beban pokok penjualan CPIN sebesar Rp 13,09 triliun pada kuartal I-2023 atau naik 9,95% daripada Rp 11,90 triliun pada periode yang sama pada 2022. Adapun kenaikan pada beban bahan baku yang naik 3,53% menjadi Rp 10,75 triliun dan beban pabrikasi naik 8,07% menjadi Rp1,72 triliun.

Sedangkan Japfa mencatatkan kinerja bottom line yang lebih buruk dengan berbalik rugi sebesar Rp 249,92 miliar pada kuartal I-2023, padahal pada periode yang sama tahun 2022 membukukan laba sebesar Rp 603,73 miliar.

Baca Juga: Pendapatan Anjlok, Widodo Makmur Unggas (WMUU) Rugi di Kuartal I-2023

Adapun, kinerja pada bottom line tersebut tidak terlepas dari pendapatan Japfa yang turun 3,22% menjadi Rp 11,76 triliun di kuartal I-2023, dibandingkan pada kuartal I-2022 sebesar Rp 12,15 triliun.

Penurunan penjualan JPFA berasal dari turunnya segmen peternakan komersial sebesar 3,69% menjadi Rp 4,46 triliun, segmen pakan ternak turun 1,68% menjadi Rp 3,53 triliun, dan segmen pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen turun 0,09% menjadi Rp 1,84 triliun.

Sementara, MAIN mencatatkan penurunan penjualan bersih sebesar 2,71% menjadi Rp 2,67 triliun di kuartal I-2023, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,75 triliun.

Penurunan didorong oleh segmen pembibitan yang turun 39,13% dari Rp 579,91 miliar pada kuartal I-2022 menjadi Rp 353,01 miliar pada kuartal I-2023.

Sedangkan, segmen pakan naik 3,45% dari Rp 2,06 triliun pada kuartal I-2022 menjadi Rp 2,14 triliun pada kuartal I-2023. Sementara dari sisi bottom line, MAIN mencatatkan rugi sebesar Rp 172,86 miliar, dibandingkan kuartal I-2022 mencatatkan laba Rp 10,47 miliar.

 
MAIN Chart by TradingView

Editor: Yudho Winarto