KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (
SCMA) mencatat kinerja yang memuaskan di kuartal II 2021. Di kuartal II 2021, SCMA membukukan pertumbuhan pendapatan 46% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1,5 triliun. Sementara, laba bersih mencapai Rp 396 miliar, tumbuh 36,8% secara yoy. Secara kumulatif, laba bersih SCMA di semester I/2021 tercatat Rp 727 miliar, atau naik 21% secara yoy. Analis Samuel Sekuritas Muhammad Farras Farhan dalam risetnya melihat, pertumbuhan pendapatan SCMA ditopang segmen
free to air (FTA) yang tumbuh 45,3% yoy, serta segmen digital dan
out of home (OOH) yang naik 52,4% secara yoy.
Per semester I/2021, Farras mengamati, jumlah pengguna aktif bulanan (MAU) Vidio.com mencapai 74 juta, dengan angka pertumbuhan
compound annual growth rate (CAGR) sebesar 60% sejak 2019.
Baca Juga: Analis: Pemulihan belanja iklan dinilai akan terjadi di semester II-2021 Berdasarkan data dari Telkomsel, Farras menyebutkan, Vidio.com merupakan platform
over the top (OTT) dengan data payload terbanyak ketiga di Indonesia, dan total data payload sebesar 2.074 TB. “Konten yang tersedia di platform Vidio.com juga berasal dari
production house yang dimiliki SCMA sendiri, sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit,” kata Farras dalam risetnya yang dirilis 17 September 2021. Ke depannya, ia melihat, dengan semakin turunnya kasus Covid-19 di Indonesia, serta mulai dikuranginya pembatasan mobilitas, SCMA dapat memproduksi lebih banyak konten baru untuk Vidio.com. Samuel memperkirakan, Vidio.com dapat menyumbang 15% dari total pendapatan SCMA di tahun 2022. Dengan kinerja baik di kuartal II/2021, potensi pertumbuhan signifikan dari Vidio.com, serta kemungkinan adanya peningkatan belanja iklan pada semester II/2021, Farras memproyeksikan, pendapatan SCMA bisa tumbuh 16,6% yoy menjadi Rp 5,9 triliun pada tahun 2021. Sedangkan laba bersih diperkirakan naik 9,4% yoy menjadi Rp 1,2 triliun.
Farras merekomendasikan beli saham SCMA dengan target harga Rp 2.450 per saham, merefleksikan 23.6x P/E FY22F. Namun, ia melihat beberapa risiko yang dihadapi SCMA di tahun ini, seperti perang harga pada platform OTT, dan pemulihan ekonomi yang tidak sesuai ekspektasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat