KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham syariah masih belum merekah di bulan Ramadan yang penuh berkah. Tergambar dari mayoritas indeks saham syariah yang masih terbenam di zona merah. Hanya IDX Sharia Growth yang mampu melejit 3,91% sejak awal tahun 2023. Sedangkan ISSI, JII, JII-70, dan IDX-MES BUMN 17 masing-masing merosot 3,26%, 3,17%, 3,68%, dan 1,25% secara year to date. Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan melihat momentum ramadan tidak secara signifikan mendongkrak kinerja saham syariah. Apalagi investor juga masih mencerna berbagai sentimen yang saat ini beredar di pasar.
Baca Juga: Menyimak Menu Rekomendasi Saham Hari Ini, Ada Saham-Saham BUMN Termasuk ekspektasi terhadap kinerja emiten pada kuartal pertama 2023. "Katalis (ramadan) mungkin ada, tapi bersifat jangka pendek, pengaruh dari psikologis pasar yang menilai konsumsi masyarakat meningkat," kata Valdy kepada Kontan.co,id, Senin (10/4). Pemberat indeks saham syariah juga datang dari rotasi sektoral. Saham-saham energi dengan bobot besar yang tahun lalu menjadi penggerak indeks, kini berbalik melandai di awal tahun ini. "Indeks mengalami pelemahan karena adanya saham energi seperti PGAS, ADRO dan PTBA di dalam portfolio JII yang mengakibatkan pelemahan indeks," ujar Analis Maybank Sekuritas, Adi Wicaksono. Di sisi lain, sejumlah indeks non-syariah bisa melaju lebih kencang ditopang oleh saham big bank konvensional. Meski begitu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai pergerakan saham syariah masih wajar, sejalan dengan kondisi pasar saham yang secara umum sedang lesu. Apalagi secara jumlah, mayoritas saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia juga masuk ke dalam kategori syariah. "Jadi kinerja negatif mayoritas indeks syariah juga bersamaan dengan indeks konvensional yang turun, karena memang mayoritas saham berada di kedua indeks syariah maupun konvensional," terang Arjun. Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menimpali, periode ramadan biasanya membuat transaksi pasar cenderung lebih terbatas dibandingkan bulan lainnya. "Kebetulan juga minim sentimen positif di tengah volatilitas pasar. Jadinya momentum ramadan tidak berdampak signifikan," imbuh Sukarno. Head of Business Development and Partnership Maybank Sekuritas, Teddy Sunandar mengungkapkan peluang untuk menumbuhkan jumlah nasabah dan transaksi syariah masih terbuka lebar.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham IMAS, ITMG, PWON pada Perdagangan Hari Ini, Selasa (11/4) Terutama dengan telah tersedianya pembukaan rekening syariah secara online, yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan jumlah nasabah syariah di Indonesia. Maybank pun menyiapkan strategi untuk mendukung pertumbuhan nasabah syariah. "Kami sedang ada program aktivasi RDN Syariah online dengan Maybank Indonesia bernama RDN iB di tahun ini dan berencana untuk bekerjasama dengan partner dan komunitas syariah," ungkap Teddy. Dalam memilih saham syariah, Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project William Hartanto, tetap menekankan pentingnya mencermati momentum dan analisa teknikal. "Pelaku pasar juga harus bergerak lincah, karena namanya momentum pasti ada akhirnya juga," imbuh William.
Dia merekomendasikan duo bank syariah, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (
BRIS) dan PT Bank BTPN Syariah Tbk (
BTPS). Target harga masing-masing ada di level Rp1.900 dan Rp 2.250 - Rp 2.300. Arjun menjagokan saham-saham tambang yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG) dengan target harga Rp 43.500, PT Vale Indonesia Tbk (
INCO) target harga Rp 7.650, dan PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) target harga Rp 2.270. Selain itu, saham emiten kertas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (
INKP) juga menarik dengan target Rp 8.000. Sedangkan Sukarno merekomendasikan saham
BRIS, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM), PT Mayora Indah Tbk (
MYOR) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi