KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga nikel tahun ini diperkirakan melemah. Pelemahan harga nikel diproyeksi turut menyeret kinerja PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL). Ini seiring dengan besarnya eksposur NCKL terhadap harga nikel. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Juan Harahap merevisi perkiraan harga nikel menjadi tahun ini menjadi US$ 22.500 per ton dari sebelumnya US$ 23.500 per ton. Menurut Juan, melemahnya harga nikel dan turunannya disebabkan oleh kombinasi dari pemulihan ekonomi China yang lebih lambat dari yang diperkirakan, yang menyebabkan penurunan permintaan baja anti karat alias stainless steel.
Pasar nikel juga dipengaruhi besarnya pasokan nikel menyusul lancarnya pembangunan pabrik pengolahan (smelter) nikel di Indonesia. Sehingga, Juan menurunkan estimasi laba bersih NCKL pada 2023 dan 2024 masing-masing sebesar 32,1% dan 26,7% menjadi Rp 4,96 triliun dan Rp 7,93 triliiun.
Baca Juga: Smelter Stainless Steel Masuk dalam Pipeline Proyek Trimegah Bangun (NCKL) Meski demikian, Samuel Sekuritas masih mempertahankan rating buy saham NCKL, meskipun dengan target harga yang lebih rendah sebesar Rp 1.100 per saham dari sebelumnya Rp 1.500 per saham. Juan memperkirakan NCKL akan mencetak performa lebih baik di semester kedua 2023 didukung oleh sejumlah faktor. Pertama, tiga lini produksi baru di proyek RKEF NCKL diperkirakan akan beroperasi dengan kapasitas penuh pada periode paruh kedua 2023. Kedua, pada April 2023, NCKL mulai mengonversi MHP menjadi nikel sulfat, dan pada Juni 2023 mulai memproduksi kobalt sulfat. Proses konversi ini akan memberikan tambahan US$ 1.000 per ton, yang memberikan margin yang lebih baik bagi NCKL. Sementara, Analis CGS CIMB Sekuritas Ryan Winipta merekomendasikan add saham NCKL dengan target harga Rp 1.200 per saham. Ryan menilai NCKL memiliki sensitivitas tertinggi terhadap perubahan harga nickel pig iron/feronikel. Berdasarkan perkiraan Ryan, setiap perubahan 1% harga feronikel, akan menyebabkan perubahan laba bersih NCKL sebesar 2,9%. NCKL lebih sensitif terhadap pergerakan harga Feronikel dibandingkan pergerakan harga mixed hydroxide precipitate (MHP). Sebab, MHP milik NCKL diproduksi oleh Halmahera Persada Lygend dimana NCKL memiliki 45,1% kepemilikan. Sementara penjualan feronikel dikonsolidasikan dalam laporan keuangan emiten Grup Harita ini.Simak prospek saham Trimegah Bangun Persada (NCKL) di Tengah koreksi harga nikel.
Baca Juga: Trimegah Bangun Persada (NCKL) Bakal Lanjutkan Ekspansi Pabrik Nikel Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat