KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Waskita Karya Tbk (
WSKT) diproyeksi makin mulus di tahun depan. Mengingat, emiten pelat merah BUMN tersebut mendapat kucuran modal jumbo untuk ekspansi di tahun 2023. Asal tahu saja, pemerintah telah merestui dana Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Waskita senilai Rp 3 triliun. WSKT sendiri akan menggunakan dana tersebut untuk penambahan penyelesaian Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan Tol Ciawi-Sukabumi. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti mengatakan dana tersebut penting bagi WSKT agar dapat mengurangi beban keuangan di tengah kenaikan suku bunga. Selain menjadi strategi 8 stream penyehatan keuangan WSKT, dana tersebut juga digunakan sebagai modal kerja penyelesaian jalan ton di beberapa titik.
"Secara prospek, kami lihat perbaikan kinerja akan lebih baik seiring dengan pemulihan ekonomi dalam negeri," ujar Desy kepada Kontan.co.id, Rabu (30/11). Desy menambahkan, proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang sudah diperoleh juga bakal menopang bisnis Waskita ke depan.
Baca Juga: Getol Divestasi Jalan Tol, Kinerja Waskita Karya (WSKT) Terangkat Serta, dukungan penuh pemerintah untuk kembali menghidupkan proyek infrastruktur menjadi katalis positif emiten konstruksi seperti WSKT. Namun, Desy menilai, di sisi lain terdapat ancaman yang tengah membayangi laju penyehatan bisnis Waskita. Di tengah ekspansi Waskita Karya dalam membangun aset agar meningkatkan permintaan konstruksi, Waskita dihadapkan tantangan kenaikan harga bahan baku, perlambatan ekonomi global, hingga
cost of fund. Menariknya, Waskita membuktikan bahwa kondisi perusahaan sudah jauh lebih baik. Pendapatan Waskita hingga kuartal III-2022 berhasil tumbuh 44,66% menjadi Rp 10,3 triliun. Bahkan, laba bersih terbang sebesar Rp 578,17 miliar atau naik 766,6 % dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 66,71 miliar. Desy mencermati bahwa pengelolaan kas WSKT sudah cukup baik. Mengingat adanya
turning point dari sisi laba anak usahanya dan beban operasional yang ditekan. Arus kas Waskita sebenarnya memang masih tertekan, namun trennya dianggap sudah melandai. Di samping divestasi aset, restrukturisasi utang (
debt restructuring) dan tambahan dana dari PMN cukup membantu dari sisi perbaikan likuiditas. "Meskipun dari sisi beban bunga juga meningkat, demikian juga
Cost of Good Solds (COGS). Hal ini membuktikan bangkitnya WSKT," lanjutnya.
Kondisi-kondisi tersebut menjadi pertimbangan Desy menilai arah bisnis Waskita hingga tutup tahun. Dia memperkirakan raihan kontrak baru sebesar Rp 17,8 triliun. Angka itu diproyeksikan lebih rendah dari target manajemen perseroan sebesar Rp 25 triliun. Sedangkan, dari sisi pendapatan dinilai bisa mencapai sebesar Rp 13,7 triliun dengan raihan laba bersih Rp 770 miliar. Desy merekomendasikan
hold saham WSKT dengan target harga Rp 420 – Rp 444 per saham. Pada perdagangan hari ini, Rabu (30/11), saham WSKT ditutup di zona merah ke level Rp 422 per saham. Saham WSKT melemah 4,09% dari perdagangan hari kemarin (29/11). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari