KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda memperkirakan bahwa penjualan
e-commerce pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024 berpotensi turun akibat daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih. "Saya rasa tahun ini akan ada koreksi terhadap penjualan
via e-commerce karena daya beli belum kembali," ujar Nailul kepada Kontan.co.id, Minggu (27/10). Menurut Nailul, salah satu faktor yang mendukung kesimpulannya adalah penurunan transaksi
e-commerce di tahun 2023. Data menunjukkan bahwa transaksi
e-commerce pada tahun 2023 mencapai Rp 454 triliun, turun dari Rp 476 triliun pada tahun 2022.
"Penurunan transaksi ini menjadi salah satu indikator melemahnya daya beli masyarakat yang berimbas pada sektor
e-commerce," tambahnya.
Baca Juga: Ledakan Transaksi E-Commerce Tahun 2024, Ini Dampaknya bagi Emiten Pergudangan Nailul menyoroti bahwa tren ini tidak hanya disebabkan oleh penurunan daya beli tetapi juga dipengaruhi oleh kenaikan biaya admin yang dibebankan kepada konsumen. Kondisi ini membuat harga barang di platform
e-commerce cenderung naik. "Konsumen cenderung menahan pembelian ketika tidak ada insentif, seperti promo atau diskon, ditambah dengan kenaikan biaya admin yang memberatkan," imbuh dia Meski demikian, Nailul berharap ada pemulihan daya beli masyarakat pada akhir tahun, terutama karena adanya bonus akhir tahun dan diskon besar-besaran di momen Harbolnas. "Akhir tahun menjadi momentum penting bagi platform
e-commerce untuk meningkatkan volume penjualan melalui berbagai program promosi," ujarnya.
Baca Juga: TikTok Indonesia: Rata-Rata Pengguna Belanjakan Rp 2,3 Juta pada Mega Sales Nailul menekankan bahwa platform
e-commerce perlu memprioritaskan produk buatan lokal atau UMKM dalam program promosi mereka. "Jika yang didorong adalah produk lokal, maka
multiplier effect-nya akan lebih besar," ungkapnya. Menurutnya, pemerintah juga memiliki peran penting untuk memastikan bahwa barang-barang yang diberikan diskon pada Harbolnas adalah produk lokal. Hal ini bertujuan agar dampak positif terhadap perekonomian nasional lebih terasa. Selain itu, Nailul menyarankan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang dapat menjaga daya beli masyarakat. Langkah ini dianggap penting untuk menahan beban ekonomi yang dapat timbul dari kebijakan seperti kenaikan tarif PPN dan harga BBM subsidi.
Baca Juga: Menilik Jurus Lazada Capai Target Penjualan Tumbuh 15% di Sisa Tahun 2024 Sebagai informasi, pada tahun 2023 lalu idEA mencatat transaksi Harbolnas mencapai Rp 25,7 triliun dengan transaksi produk lokal mencapai Rp12,3 triliun. Jumlah ini naik dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp 22,7 triliun.
Riset dari Compas Market Insight memperkirakan Harbolnas 2024 diprediksi akan mendorong penjualan untuk sektor
Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) di
e-commerce, baik dari segi jumlah produk terjual maupun nilai penjualan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati