KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan ekonomi kerakyatan di tingkat desa dan kelurahan melalui pembangunan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) menuai kritik. Pasalnya hingga saat ini baru sekitar 27.000 unit Kopdes Merah Putih telah selesai dibangun di berbagai wilayah Indonesia dengan target pembangunan 80.000 koperasi. Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menganggap program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih berisiko tinggi dan belum memiliki fondasi konsep yang jelas. Padahal pemerintah mengklaim telah membentuk sekitar 80.000 koperasi. Celios menyoroti belum adanya kejelasan model bisnis dan operasional Koperasi Merah Putih. Padahal, setiap koperasi berpotensi mengakses pembiayaan perbankan hingga Rp3 miliar. Jika dikalikan dengan jumlah koperasi yang diklaim pemerintah, total eksposur perbankan mencapai sekitar Rp240 triliun, dengan risiko gagal bayar yang dinilai signifikan.
Celios Sebut Kopdes Merah Putih Berpotensi Bebani Perbankan Rp 240 Triliun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan ekonomi kerakyatan di tingkat desa dan kelurahan melalui pembangunan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) menuai kritik. Pasalnya hingga saat ini baru sekitar 27.000 unit Kopdes Merah Putih telah selesai dibangun di berbagai wilayah Indonesia dengan target pembangunan 80.000 koperasi. Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menganggap program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih berisiko tinggi dan belum memiliki fondasi konsep yang jelas. Padahal pemerintah mengklaim telah membentuk sekitar 80.000 koperasi. Celios menyoroti belum adanya kejelasan model bisnis dan operasional Koperasi Merah Putih. Padahal, setiap koperasi berpotensi mengakses pembiayaan perbankan hingga Rp3 miliar. Jika dikalikan dengan jumlah koperasi yang diklaim pemerintah, total eksposur perbankan mencapai sekitar Rp240 triliun, dengan risiko gagal bayar yang dinilai signifikan.