Cemara udang di tanam di bibir pantai Bandara NYIA untuk tangkal tsunami



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Angkasa Pura I dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kulon Progo berjanji akan segera menanam cemara udang di bibir pantai dekat  Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA). Penanaman cemara udang ini untuk mengantisipasi potensi terjadinya tsunami di masa yang akan datang. 

Project Manager NYIA Taochid Purnomo Hadi menuturkan bahwa pihaknya juga berkolaborasi dengan Pemda setempat untuk melakukan penanaman tanaman endemik cemara udang di sepanjang bibir pantai selatan di Bandara NYIA.

Hal tersebut dibenarkan oleh Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo yang mana saat ini sedang dalam tahap memastikan kondisi di lapangan. "Kami mengkondisikan kondisi di lapangan dengan bekas-bekas tambak ini dengan warga. Beberapa yang sudah tidak ditebari bibir udang lagi yang sudah panen agar bisa segera ditimbun dan ditanam cemara udang," jelas Hasto saat dihubungi Kontan.co.id pada akhir pekan lalu.


Saat ini penanaman tanaman yang akan menjadi tameng pereda jika terjadi gelombang yang cukup tinggi di dekat bandara NYIA tersebut belum dilakukan. Namun Hasto menjelaskan sudah ada lokasi yang dari dulu sudah ditanami cemara udang.

"Kalau sekarang belum menanam, untuk yang lama sudah ada, yang baru itu belum mulai penanaman. Secepatnyalah kan kita koordinasi dengan AP I," sambung Hasto.

Penanaman nantinya akan dilakukan oleh pihak AP I dan diharapkan Hasto dapat terealisasi pada Maret nanti. "Secepatnyalah sebelum dilaunching, sebelum April sudah bisa ditanam. Ya mestinya Maret," jelas Hasto.

Perihal banyaknya pohon cemara udang yang akan ditanam Hasto belum dapat memastikannya, namun secara perhitungan akan disesuaikan sepanjang 5 kilometer dengan lebarnya sekitar 300 meter. Untuk kawasan yang sudah ditanamin cemara udang sendiri saat ini sepanjang 3 km dengan lebar 300 meter.

"Yang penting dikondisikan penambak itu dikondisikan, yang krusialkan tambak. Sudah beberapa yang tidak ditebari lagi, sudah dihuruk," terang Hasto.

Dihubungi diwaktu yang sama, Taochid Purnomo Hadi menjelaskan selain penanaman cemada udang, AP I juga sudah melakukan kajian dengan beberapa ahli dari ITB, UGM bahkan Jepang.

"Kekuatan konstruksi Bandara NYIA dapat menahan gempa dengan kekuatan gempa 8,8 SR. Pembangunan Terminal NYIA berjarak kurang lebih 1,1 km dari bibir pantai, apabila terjadi gelombang tsunami sampai terminal yang diperkirakan mencapai 12 meter," jelas Taochid.

Landasan sendiri dibangun di atas ketinggian bibir pantai setinggi 6,5 meter. Sedangkan desain terminal lantai dua dibangun setinggi 15 meter, disebut Taochid bisa menjadi tempat evakuasi baik para penumpang maupun masyarakat wilayah sekitar Bandara NYIA.

Terdapat juga jalur evakuasi khusus dimana juga menjadi tempat instalasi air dan genset. "Memberikan jalur evakuasi khusus dan menjadi tempat instalasi air dan genset agar operasional pendukung tersebut tetap beroperasi," tambah Taochid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli