JAKARTA. Mata uang di kawasan Asia tertekan. Pemicunya, kecemasan pasar terhadap krisis utang Eropa dan perlambatan ekonomi global yang diperkirakan bakal melemahkan permintaan ekspor dari Asia.Won melemah 0,5% ke 1.31,40 per dollar AS pada pukul 12.10 di Seoul. Sementara, dollar Taiwan tergelincir 0,1% ke posisi NT$ 30,187. Ringgit Malaysia, dan peso Filipina juga melemah masih-masing 0,1% ke posisi 3,1319 dan 43,33.Indeks Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar melemah sebelum para pemimpin Eropa menggelar pertemuan hari ini, di Brussels. Pertemuan tersebut untuk membahas upaya meningkatkan respon mereka dalam mengatasi krisis utang di kawasan tersebut. Adapun, sentimen dari kawasan regional yang menekan pasar, yaitu spekulasi pertumbuhan ekspor Taiwan bulan lalu melambat. Pemerintah dijadwalkan merilis data tersebut hari ini. Sebelumnya, data permintaan mesin di Jepang per Oktober di luar dugaan turun 6,9% dibanding bulan sebelumnya."Ekonomi global tidak stabil. Ekspor akan melambat, sehingga investor lebih memilih untuk memegang dollar AS yang lebih likuid," kata Henry Lin, trader valuta asing di Taiwan Shin Kong Commercial Bank.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cemas ekspor melemah, mata uang Asia tertekan
JAKARTA. Mata uang di kawasan Asia tertekan. Pemicunya, kecemasan pasar terhadap krisis utang Eropa dan perlambatan ekonomi global yang diperkirakan bakal melemahkan permintaan ekspor dari Asia.Won melemah 0,5% ke 1.31,40 per dollar AS pada pukul 12.10 di Seoul. Sementara, dollar Taiwan tergelincir 0,1% ke posisi NT$ 30,187. Ringgit Malaysia, dan peso Filipina juga melemah masih-masing 0,1% ke posisi 3,1319 dan 43,33.Indeks Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar melemah sebelum para pemimpin Eropa menggelar pertemuan hari ini, di Brussels. Pertemuan tersebut untuk membahas upaya meningkatkan respon mereka dalam mengatasi krisis utang di kawasan tersebut. Adapun, sentimen dari kawasan regional yang menekan pasar, yaitu spekulasi pertumbuhan ekspor Taiwan bulan lalu melambat. Pemerintah dijadwalkan merilis data tersebut hari ini. Sebelumnya, data permintaan mesin di Jepang per Oktober di luar dugaan turun 6,9% dibanding bulan sebelumnya."Ekonomi global tidak stabil. Ekspor akan melambat, sehingga investor lebih memilih untuk memegang dollar AS yang lebih likuid," kata Henry Lin, trader valuta asing di Taiwan Shin Kong Commercial Bank.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News