NEW YORK. Harga minyak mentah turun dari posisi tertinggi dua hari terakhir, di New York, karena kekhawatiran kerusakan akibat gempa Jepang akan menghambat permintaan minyak. Pasar berspekulasi situasi ini bahkan bisa melebihi sentimen terganggunya pasokan akibat kerusuhan di Timur Tengah.Minyak berjangka jatuh setelah European Union Energy Commissioner Guenther Oettinger mengatakan pembangkit listrik Fukushima Dai-Ichi Jepang, di luar kendali. Semalam, minyak WTI untuk pengiriman April di pasar elektronik New York Mercantile Exchange turun US$ 1,38 ke level US$ 96,60 per barel. Kontrak yang sama berada di level US$ 97,02 per pukul 10.04 pagi waktu Sydney.Ben Westmor, ekonom mineral dan energi dari National Australia Bank Ltd. menyebut Jepang sebagai negara ekonomi yang besar. Jika ada semacam krisis nuklir di sana, itu akan berdampak besar terhadap ekonomi makro, yang mungkin bisa menggagalkan pemulihan ekonomi. "Pasar komoditas gelisah, dan tidak bisa fokus terhadap dampak situasi pembangkit listrik tenaga nuklir Jepang," ujarnya.Badan nuklir PBB akan melakukan pertemuan darurat untuk membahas krisis di Fukushima Dai-Ichi Jepang. "Kami sangat khawatir dan tertekan akan kondisi yang terlihat saat ini di sana," ungkap Komisioner Energi Uni Eropa dalam pembicaraan di Komite Parlemen Eropa, kemarin.Kemarin minyak sempat melaju 2,5%, karena memanasnya kekerasan di Bahrain. Hal itu meningkatkan kekhawatiran kalau kerusuhan akan menyebar ke Arab Saudi. Pasukan keamanan Bahrain menggunakan gas air mata untuk mengusir pengunjuk rasa dari titik berkumpulnya mereka di pusat Pearl Roundabout, di ibukota Manama. Bahkan, pasar saham menghentikan perdagangannya. Pasar minyak juga terdongkrak kemarin, setelah Departemen Energi menyatakan cadangan bensin AS turun 4,17 juta barel menjadi 225 juta, per pekan lalu. Ini level terendah sejak Januari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cemas gempa Jepang hambat pemulihan ekonomi, harga minyak jatuh
NEW YORK. Harga minyak mentah turun dari posisi tertinggi dua hari terakhir, di New York, karena kekhawatiran kerusakan akibat gempa Jepang akan menghambat permintaan minyak. Pasar berspekulasi situasi ini bahkan bisa melebihi sentimen terganggunya pasokan akibat kerusuhan di Timur Tengah.Minyak berjangka jatuh setelah European Union Energy Commissioner Guenther Oettinger mengatakan pembangkit listrik Fukushima Dai-Ichi Jepang, di luar kendali. Semalam, minyak WTI untuk pengiriman April di pasar elektronik New York Mercantile Exchange turun US$ 1,38 ke level US$ 96,60 per barel. Kontrak yang sama berada di level US$ 97,02 per pukul 10.04 pagi waktu Sydney.Ben Westmor, ekonom mineral dan energi dari National Australia Bank Ltd. menyebut Jepang sebagai negara ekonomi yang besar. Jika ada semacam krisis nuklir di sana, itu akan berdampak besar terhadap ekonomi makro, yang mungkin bisa menggagalkan pemulihan ekonomi. "Pasar komoditas gelisah, dan tidak bisa fokus terhadap dampak situasi pembangkit listrik tenaga nuklir Jepang," ujarnya.Badan nuklir PBB akan melakukan pertemuan darurat untuk membahas krisis di Fukushima Dai-Ichi Jepang. "Kami sangat khawatir dan tertekan akan kondisi yang terlihat saat ini di sana," ungkap Komisioner Energi Uni Eropa dalam pembicaraan di Komite Parlemen Eropa, kemarin.Kemarin minyak sempat melaju 2,5%, karena memanasnya kekerasan di Bahrain. Hal itu meningkatkan kekhawatiran kalau kerusuhan akan menyebar ke Arab Saudi. Pasukan keamanan Bahrain menggunakan gas air mata untuk mengusir pengunjuk rasa dari titik berkumpulnya mereka di pusat Pearl Roundabout, di ibukota Manama. Bahkan, pasar saham menghentikan perdagangannya. Pasar minyak juga terdongkrak kemarin, setelah Departemen Energi menyatakan cadangan bensin AS turun 4,17 juta barel menjadi 225 juta, per pekan lalu. Ini level terendah sejak Januari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News