Cemindo Gemilang (CMNT) Cetak Pendapatan Rp 9,69 Triliun di Tahun 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) baru saja mengumumkan laporan konsolidasi auditan tahun buku 2022. Perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 9,69 triliun sepanjang 2022.

Wakil Presiden Direktur Cemindo Gemilang Vince Erlington menyatakan, kondisi pasar di tahun 2022 sangat menantang bagi industri semen, khususnya CMNT. Pertama, disebabkan adanya perlambatan pasar di Indonesia sekitar 4%.

Kedua, pasar Vietnam yang juga terpantau stagnan. Vietam sendiri merupakan geografis terbesar kedua bagi Cemindo Gemilang.

"Dengan sejumlah inisiatif dan strategi yang telah dijalankan, Cemindo berhasil mencapai pertumbuhan pendapatan di kedua pasar sebesar 17,02% pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021," ungkap Vince, dalam Keterbukaan Informasi pada Sabtu (1/4).

Capaian positif Cemindo Gemilang selama tahun 2022 didukung oleh adanya kerja sama yang erat dengan para distributor, pengambilan keputusan yang cepat dan penggunaan “Route to Market” yang efektif. Ketiga strategi ini memungkinkan Cemindo untuk terus meningkatkan penetrasi pasar.

Baca Juga: Sampai Akhir Tahun, Cemindo Gemilang (CMNT) Kejar Pertumbuhan Pendapatan 15%

Menyoroti kinerja operasional sepanjang tahun 2022, Vince memaparkan bahwa Cemindo menghadapi kenaikan biaya energi dan biaya pengangkutan yang tinggi.

Kenaikan biaya pengangkutan menyebabkan peningkatan yang tajam atas komponen biaya penjualan & distribusi dibandingkan tahun 2021.

"Strategi yang dilakukan oleh manajemen untuk mengamankan bahan baku dengan harga yang kompetitif, melakukan inovasi produk dan ditambah dengan kenaikan harga Semen Merah Putih, berhasil meningkatkan Marjin Laba Kotor (GPM) menjadi 26,05% dari 25,65% pada tahun buku 2021," jelas Vince.

Per Desember 2022, CMNT mencatatkan laba operasional sebesar Rp 1,06 triliun, turun tipis dari sebelumnya Rp 1,11 triliun per Desember 2021. Sementara EBITA tercatat Rp 1,83 triliun berada pada level yang sama dengan FY 2021.

Ameesh Anand, Direktur Keuangan Cemindo Gemilang menambahkan, laba komprehensif tahun 2022 membukukan kinerja yang negatif karena Cemindo mencatat unrealized forex losses sebesar lebih dari Rp 550 miliar di tahun buku 2022 yang disebabkan penurunan nilai tukar Rupiah di tahun 2022.

Menurut Ameesh, unrealized forex losses terjadi karena Cemindo memiliki utang dalam dolar Amerika Serikat (USD) dan pencatatan dalam laporan keuangan dinyatakan dalam rupiah.

 
CMNT Chart by TradingView

"Pengambilan utang dalam mata uang dolar AS dengan mempertimbangkan pendapatan ekspor Cemindo yang menjadi natural hedging dan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan hutang dalam mata uang Rupiah. Kerugian tersebut belum direalisasikan dan sepenuhnya bersifat non-tunai," jelas Ameesh.

Upaya-upaya lain yang dilakukan oleh manajemen dalam pemantauan terhadap utang dan mengoptimalkan biaya keuangan, khususnya di saat biaya bunga dolar AS telah meningkat tajam pada tahun 2022, telah menghasilkan pengurangan beban bunganya pada tahun 2022 menjadi Rp 628 miliar dari sebelumnya tercatat Rp 681 miliar pada tahun buku 2021.

Manajemen Cemindo Gemilang menyambut tahun buku 2023 dengan hati-hati dan optimistis. Cemindo Gemilang percaya inisiatif pemerintah di bidang pertumbuhan infrastruktur dan dorongan berkelanjutan untuk konsumsi lokal di Indonesia dan Vietnam, membuka peluang bagi Cemindo untuk tetap mempertahankan pertumbuhan yang positif di tahun-tahun mendatang.

Manajemen akan berfokus pada pertumbuhan di Indonesia dan Vietnam dengan komitmen pengawasan yang ketat pada laba dan biaya, serta ditambah faktor-faktor eksternal antara lain inflationary pressures release dan suku bunga yang menurun di tahun 2023.

"Kami optimistis bahwa Cemindo akan memberikan pertumbuhan berkelanjutan di tahun buku 2023 kepada semua pemangku kepentingan," tandas Vince.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari