KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cemindo Gemilang Tbk (
CMNT), terus memupuk komitmen untuk mengembangkan bisnis semen yang ramah lingkungan, baik dari sisi hulu hingga hilir. Syarif Hidayat, Head of Technical Marketing Cemindo Gemilang menyampaikan, industri semen tidak bisa dilepaskan dari emisi karbon. Di antara material bangunan, semen menyumbang emisi karbon sebesar 30,3% atau lebih besar dari komponen bangunan lainnya seperti keramik (20,3%), baja (18,7%), dan kapur (7,9%). CMNT pun menginisiasi beberapa strategi untuk meredam emisi karbon dari produksi semen. Di antaranya melalui efisiensi energi, penggunaan energi alternatif, pengurangan rasio klinker terhadap semen, hingga inovasi teknologi.
“Emisi pada klinker perlu ditekan, karena klinker berkontribusi 92% terhadap produksi semen,” ujar Syarif dalam workshop media, Rabu (1/11).
Baca Juga: Cemindo Gemilang (CMNT) Perpanjang Perjanjian Sewa Produksi dengan Semen Bosowa Sejak 2018, CMNT telah menginvestasikan dana sekitar US$ 3 juta untuk menyediakan berbagai fasilitas di pabrik yang berguna untuk menekan emisi karbon selama proses produksi semen. Sejauh ini, investasi tersebut membuahkan hasil dengan penurunan 26.200 ton emisi karbon dioksida. Saat ini pun mayoritas produk semen yang dijual oleh CMNT di pasar adalah semen berkelanjutan atau ramah lingkungan. Di antaranya Portland Cement Composite (PCC), semen hidrolis, dan Semen Portland Slag (SPS). Praktis hanya ada satu jenis semen buatan CMNT yang tidak termasuk produk berkelanjutan, yakni semen Ordinary Portland Cement (OPC). Kontribusi semen OPC terhadap total penjualan CMNT kini hanya di kisaran 20%. Artinya, mayoritas atau sekitar 80% penjualan CMNT berasal dari produk semen non-OPC yang lebih ramah lingkungan. “Proses transisi penggunaan semen ramah lingkungan tidak mudah, karena sudah sudah dari tahun 1824 masyarakat mengenal semen OPC,” tukas Syarif.
Permintaan terhadap semen ramah lingkungan dinilai CMNT akan terus tumbuh pada masa mendatang. Terlebih lagi, banyak proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang mengutamakan penggunaan material yang berkelanjutan.
“Kami berkomitmen mendukung program pemerintah dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan,” imbuh dia. Sebagai catatan, CMNT kini memiliki 9 pabrik semen dengan kapasitas produksi lebih dari 10 juta ton per tahun. Bisnis CMNT juga didukung oleh lebih dari 50 distributor yang tersebar di 17 provinsi Indonesia. Hingga akhir kuartal III-2023, penjualan CMNT turun 0,72% year on year (YoY) menjadi Rp 6,86 triliun. Di sisi lain, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melesat 3.632,18% YoY menjadi Rp 209,71 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .