Cenderung Tahan Efek Kenaikan Suku Bunga, Cermati Saham Properti Berikut Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di level 25 basis poin (bps) menjadi 3,75% sejauh ini tampak tidak banyak berdampak terhadap saham emiten properti. Padahal, sektor properti dinilai rentan terhadap kenaikan suku bunga.

Mengekor penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sektor properti dan real estate mampu menguat 0,34%. Adapun IHSG ditutup naik 0,44% ke level 7.194,7 pada perdagangan Rabu (24/8).

Meski begitu, gerak saham properti masih cenderung terbatas. Beberapa saham yang mengalami kenaikan antara lain PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang dalam dua hari beruntun menguat di atas 2%. Hari ini, saham CTRA menguat 2,08% ke harga Rp 980.


Kemudian, saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) juga naik 0,81% ke Rp 620. Diikuti, saham PT Intiland Development Tbk (DILD) yang menguat 0,56% ke level Rp 178.

Sedangkan saham yang memerah pada perdagangan hari ini salah satunya adalah PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang turun 2,56% ke level Rp 114. Sementara itu, saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) cenderung sideways dengan tidak bergerak di level Rp 945.

Baca Juga: Begini Strategi Emiten Properti Merespon Kenaikan Suku Bunga Acuan

Menimbang pergerakan pasar dua hari ini, Analis Sucor Sekuritas Benyamin Mikael melihat investor sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan BI. Sehingga sejauh ini dampaknya ke pergerakan saham tidak signifikan.

Meski begitu, di sektor properti ini Benyamin menyarankan agar pelaku pasar fokus memilih emiten yang punya daya tahan menghadapi tantangan makro ekonomi. Termasuk emiten yang risiko keuangannya relatif terkendali.

Dalam hal ini, Benyamin menjagokan BSDE, CTRA, PWON, dan SMRA. "Karena cukup resilient saat ini. Debt level juga masih relatif rendah," kata Benyamin saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (24/8).

Senada, analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei, juga menyarankan agar investor lebih fokus memperhatikan kondisi fundamental emiten properti.

Sebab, dalam jangka panjang Jono memandang kenaikan maupun penurunan suku bunga tidak banyak berpengaruh terhadap harga saham emiten properti.

"Misalnya seperti yang terjadi dari tahun 2018 sampai sekarang, meskipun suku bunga acuan terus turun, tetapi harga saham properti tidak begitu naik, tetapi cenderung turun," ujar Jono.

 
PWON Chart by TradingView

Jono mengingatkan, emiten yang rawan terkena imbas dari kenaikan suku bunga dan inflasi adalah yang memiliki beban utang besar. Begitu juga emiten yang proyeknya didominasi oleh high-rise dengan kebutuhan pendanaan jumbo.

Di samping mencermati emiten berfundamental apik, Jono juga menyarankan untuk memilih emiten yang punya diversifikasi dan porsi pendapatan berulang (recurring income) yang kuat dari segmen komersialnya.

Ditambah raihan kinerja semester pertama 2022, Jono pun merekomendasikan beli untuk saham CTRA dengan target harga di Rp 1.500 dan saham PWON dengan target harga Rp 600.

Sedangkan Benyamin menetapkan target Rp 1.200 untuk SMRA, dan Rp 650 untuk PWON. Lalu target harga BSDE berada di level Rp 1.350 dan untuk target harga CTRA di Rp 1.300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari