KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) melirik peluang pasar bahan baku baterai kendaraan listrik. DKFT sedang mengkaji opsi pengembangan fasilitas pemurnian/smelter hidrometalurgi untuk mengolah bijih nikel kadar rendah atau limonit. Direktur DKFT Andi Jaya mengatakan, DKFT telah mendapat mitra strategis atau investor untuk mengkaji rencana kerja sama pengembangan smelter hidrometalurgi. Saat ini, DKFT dan mitra tengah mengurus perizinan untuk mengirim sampel bijih nikel guna melakukan uji sampel di luar negeri dan melihat kecocokan karakteristik bijih nikel Indonesia dengan jenis teknologi hidrometalurgi yang hendak dikembangkan. Nama mitranya tidak diungkapkan, sebab DKFT masih terikat perjanjian kerahasiaan. “Kalau sudah bisa dipastikan cocok, cocok dari sisi spesifikasi nikel ore atau bijih nikel yang dimiliki oleh Indonesia ini cocok untuk memakai teknologi ini, maka kurang lebih kita akan selesaikan studi kelayakan dan lain-lain dalam waktu estimasi kurang lebih satu tahun ke depan,” ungkap Andi dalam paparan publik, Rabu (28/6).
Central Omega (DKFT) Melirik Pengembangan Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) melirik peluang pasar bahan baku baterai kendaraan listrik. DKFT sedang mengkaji opsi pengembangan fasilitas pemurnian/smelter hidrometalurgi untuk mengolah bijih nikel kadar rendah atau limonit. Direktur DKFT Andi Jaya mengatakan, DKFT telah mendapat mitra strategis atau investor untuk mengkaji rencana kerja sama pengembangan smelter hidrometalurgi. Saat ini, DKFT dan mitra tengah mengurus perizinan untuk mengirim sampel bijih nikel guna melakukan uji sampel di luar negeri dan melihat kecocokan karakteristik bijih nikel Indonesia dengan jenis teknologi hidrometalurgi yang hendak dikembangkan. Nama mitranya tidak diungkapkan, sebab DKFT masih terikat perjanjian kerahasiaan. “Kalau sudah bisa dipastikan cocok, cocok dari sisi spesifikasi nikel ore atau bijih nikel yang dimiliki oleh Indonesia ini cocok untuk memakai teknologi ini, maka kurang lebih kita akan selesaikan studi kelayakan dan lain-lain dalam waktu estimasi kurang lebih satu tahun ke depan,” ungkap Andi dalam paparan publik, Rabu (28/6).