Central Omega Resources (DKFT) bakal menunda rencana pengembangan smelter feronikel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) bakal menunda rencana pengembangan smelter feronikel sembari menanti membaiknya kondisi pandemi covid-19.

Direktur DKFT Feni Silviani Budiman menjelaskan, pengembangan smelter tahap II berkapasitas 220 ribu ton ini sedianya ditargetkan telah memiliki kepastian mitra strategis untuk tahun ini.

"Tapi karena kondisi pasar, pandemi global ini semua jadi terhambat karena proses negosiasi lewat virtual beda sekali dengan kalau kita secara langsung diskusi," kata Feni dalam gelaran Public Expose Virtual, Senin (30/8).


Feni melanjutkan, dengan berbagai pertimbangan yang ada maka pengembangan smelter tahap II tak bakal dilakukan untuk tahun ini. DKFT menargetkan smelter yang berlokasi di Kabupaten Morowali Utara ini bakal menelan investasi US$ 500 juta.

Feni pun memastikan, upaya pencarian mitra strategis memang tetap dilakukan oleh DKFT. Negosiasi dengan sejumlah calon investor dari China sedianya telah dilakukan. Kendati demikian, pandemi covid-19 yang kembali melonjak membuat semua rencana belum bisa dieksekusi. 

Baca Juga: Central Omega Resources (DKFT) bidik pendapatan Rp 1,58 triliun di tahun ini

Hal yang sama berlaku untuk rencana right issue oleh DKFT yang juga terpaksa ditunda. Kontan mencatat, DKFT mengincar dana sebesar Rp 2,4 triliun dari right issue. Nantinya, dana ini direncanakan untuk membiayai proyek pengembangan smelter.

Di sisi lain, Feni memastikan kesiapan lokasi untuk smelter tahap II telah mencapai 90% dimana hampir seluruh proses perizinan sudah hampir rampung. "Lokasi sudah siap dan bersebelahan dengan smelter tahap I kami. Total luasan lahan sudah mencakup untuk tahap II," terang Feni.

Senada, Direktur DKFT Andi Jaya menjelaskan proses perizinan yang dibutuhkan untuk lokasi pengembangan smelter sudah siap. Nantinya jika proses konstruksi dilakukan barulah proses perizinan tambahan bakal diperlukan. "Terkait lahan estimasi kita 70 hektar dan lahan tersebut sudah kami kuasai dan sebagian besar sudah siap sebenarnya," jelas Andi.

Sementara itu, dengan tidak banyaknya proyek yang bakal dilangsungkan di tahun ini, manajemen DKFT memproyeksikan alokasi belanja modal tahun ini sebesar Rp 20 miliar. "Capex tidak terlalu banyak, mungkin kisaran Rp 20 miliar. Realisasi sampai Juni Rp 500 juta. Memang tidak terlalu banyak," pungkas Feni.

Selanjutnya: Ada sentimen tapering, begini rekomendasi saham emiten penambang emas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .