Central Proteina Prima (CPRO) Terus Menggali Pasar Ekspor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) melebarkan sayap bisnisnya dengan merintis masuk pasar ekspor di negara ASEAN. Agenda bisnis ini sudah dimulai dengan ekspor makanan hewan peliharaan ke Brunei Darussalam dan makanan boga bahari ke Timor Leste. 

Sekretaris Perusahaan Central Proteina Prima, Armand Ardika memaparkan,  CPRO merupakan salah satu dominan player produk pakan (feed product) di mana pendapatannya di 2021 yang senilai Rp 8 triliun dominan atau 80% dari segmen produk pakan. 

Terkait prospek bisnis secara umum, CPRO melihat bahwa saat ini memasuki era recovery pasca pandemi, permintaan pakan dan makanan manusia terus meningkat. Namun, di saat yang bersamaan, pelaku usaha mengalami banyak tantangan seperti kondisi geopolitik, perang Rusia-Ukraina serta kondisi cuaca yang mengakibatkan harga bahan baku bergerak fluktuatif. Tidak hanya itu, kondisi kenaikan inflasi, kondisi kurs mata uang, hambatan logistik tentu juga menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi CPRO. 


“Maka dari itu, kami akan terus mencari pangsa pasar baru untuk ekspor yaitu untuk makanan hewan kesayangan maupun boga bahari. Sebelumnya kami sudah mengekspor ke Eropa dan Amerika, tetapi karena keterbatasan logistik membuat kita melihat pangsa pasar yang lebih dekat jadi pengiriman bisa jauh lebih cepat,” jelasnya dalam paparan publik yang dihadiri Kontan.co.id di Jakarta, Rabu (20/7). 

Baca Juga: Yelooo Integra Datanet (YELO) Bakal Melakukan Rights Issue

Armand menjelaskan, CPRO sudah melakukan ekspor makanan hewan ke Brunei Darussalam di tahun lalu dan saat ini sudah ada repeat order. Kemudian, di tahun ini pihaknya juga memulai ekspor produk boga bahari ke Timor Leste. 

Direktur Central Proteina Prima, Paulius Juta menjelaskan lebih lanjut, khusus pasar Brunei Darussalam CPRO sudah melakukan tiga kali shipment dengan total pengiriman sekitar 50 ton pet food

“Sebanyak 50-an ton tersebut pertama direalisasikan pada November 2021, kemudian diikuti Februari dan April 2022,” ujarnya. 

Selain sudah merealisasikan tiga kali pengiriman ke Brunei Darussalam, pihaknya juga menerima pre-order dari beberapa negara lainnya.

“Namun ini belum bisa di-disclose karena sedang dalam proses administrasi oleh pemerintah di negara-negara tersebut. Selain ke Brunei, tujuan pasar ekspor akan tambah dua negara lagi di Asia Tenggara pada tahun ini,” ungkapnya. 

Paulius mengungkapkan, di segmen produk pakan sampai dengan semester I 2022 mencatatkan pertumbuhan 30% year on year (yoy). Adapun untuk menjaga pertumbuhannya ke depan CPRO akan lebih fokus menggali pasar ekspor karena pasar domestik tidak akan mengalami pertumbuhan pasar yang terlalu besar. Asal tahu saja, saat ini CPRO telah menjadi market leader di pasar produk pakan  dengan mengantongi market share 50%. 

Baca Juga: RMK Energy (RMKE) Gelontorkan Capex Rp 174 Miliar Tahun Ini

“Jadi growth dalam beberapa tahun ke depan di pasar domestik akan melandai, maka itu kami fokus pada export market,” kata Paulius.

Selain menambah pangsa pasar mancanegara, CPRO kembali meluncurkan produk unggulan baru di segmen Makanan Anjing, dengan merek Rocco, yang diharapkan akan memberikan pilihan terbaik bagi komunitas Pecinta Anjing Indonesia.  

Adapun untuk ekspor ke Timor Leste, CPRO akan menjual produk frozen food berbasis seafood. Nantinya ada dua brand yang akan diekspor yakni Fiesta Seafood dan Shifudo sebanyak satu kontainer atau sekitar 7 ton.

“Ini pertama kalinya shipment menjual ke pasar luar negeri dengan menggunakan brand ini. Selama ini kami OEM mengejarkan brand orang lain,” kata Paulius. 

Meskipun telah berencana menambah pasar luar negeri di tahun ini, Paulius bilang CPRO masih konservatif dalam membidik target penjualan ekspor. Pasalnya, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mengekspor pakan hewan peliharaan. Dia menjelaskan, untuk menjalankan ekspor pet food ini tergantung pada penerimaan pemerintah di negara tujuan ekspor karena Indonesia baru pertama kali ekspor makanan hewan peliharaan. 

Direktur Utama Central Proteina Prima, Hendri Laiman menambahkan, pihaknya memang mengalihkan beberapa tujuan ekspor ke negara-negara yang secara kontainernya masih bisa dijangkau. 

Baca Juga: Diagnos (DGNS) Targetkan Pembangunan Klinik di Medan dan Surabaya Tahun Ini

“Jadi kami mengurangi penjualan ke Amerika dan Eropa kami geser ke Asia seperti Australia, mendekati yang lebih mudah dijangkau,” ujarnya. 

Hendri menjelaskan, biasanya pihaknya mengirimkan produk ke Amerika butuh 40 hari, namun dengan kondisi saat ini pengiriman bisa mencapai 80 hari. Menurutnya, aral melintang ini cukup mengganggu working capital sehingga perluas pasar ke Asia Tenggara menjadi pilihan yang paling baik untuk memaksimalkan working capital yang ada. 

Kendati mengalami tantangan ini, CPRO tetap optimistis dapat mengejar pertumbuhan penjualan 5% hingga 10% sepanjang 2022. Pendapatan CPRO di tahun akan mencapai Rp 8,4 triliun hingga Rp 8,8 triliun. Penjualan ini dominan dari penjualan pakan, terutama peningkatan penjualan pakan hewan kesayangan dan pakan budidaya perikanan.

Adapun perolehan EBITDA diproyeksikan bisa mencapai Rp 950 miliar hingga Rp 1 triliun. Perihal laba bersihnya, Hendri yakin, keuntungan akan lebih baik di tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi