Central Proteina Prima (CPRO) ubah jajaran direksi, ini susunannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) sepakati perubahan jajaran direksi. Perusahaan mengangkat Fredy Robin Sumendap menggantikan Sidarta Sidik.

Ke depannya, perseroan memang akan lebih fokus ke bisnis pakan. Perusahaan menganggap Fredy berkompeten di bidang pakan terutama dalam pemilihan, pembelian bahan baku, dan sumber harga yang kompetitif. Sementara itu, disebutkan oleh perusahaan, Sidarta Sidik berpindah ke perusahaan lain.

Berikut merupakan susuan Dewan Komisaris dan Direksi yang baru:

Komisaris Utama : Fachrul Razi Wakil Komisaris Utama : K.R.T Franciscus Affandy Komisaris Independen : Djoko Muhammad Basoeki Komisaris Independen : Toto Winanto Komisaris : Tobias Damek Komisaris : Christopher Michael Nacson

Direktur Utama : Irawan Tirtaritadi Wakil Direktur Utama : Saleh Direktur : Fredy Robin Sumendap Direktur : Aris Wijayanto Direktur: Hendri Laiman Direktur: Arianto Yohan

RUPS juga memutuskan tidak ada pembagian dividen dari laba bersih yang di bukukan sepanjang tahun 2018. Adapun di tahun 2018 perusahaan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,72 triliun. Angka ini jauh lebih baik daripada tahun sebelumnya yang merugi hingga Rp 2,62 triliun.

Sedikit gambaran kinerja perusahaan, sepanjang 2018 perusahaan memang mencatatkan kinerja yang positif dibanding dengan tahun sebelumnya. 

Penjualan bersih mencapai Rp 7,38 triliun, naik 12,38% year on year dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 6,57 triliun. Kenaikan penjualan ini diikuti oleh kenaikan laba kotor yang sebesar 6,03% menjadi Rp 1,23 triliun. 

Sementara itu laba usaha di 2018 sebesar Rp 352,7 miliar, angka ini jauh lebih baik dari tahun sebelumnya yang merugi hingga Rp 1,01 triliun. Ikut terkerek naik,perusahaan mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,72 triliun.

"Pertumbuhan EBITDA di tahun 2018 menjadi yang tertinggi semenjak tiga tahun terakhir," kata Sekretaris Perusahaan CPRO Armand Ardika dalam pemaparan publik, Senin (24/6). 

Adapun pertumbuhan EBITDA sebesar 15,3% jika dibanding 2017. Walaupun diakui perusahaan, pertumbuhan ini masih kurang maksimal karena pengaruh kenaikan harga bahan baku pakan dan depresiasi rupiah terhadap dolar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi