KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Centrepark Citra Corpora (CentrePark) mengumumkan telah mengakuisisi perusahaan pengelola parkir asal Denmark, ISS Parking. Aksi tersebut melalui perjanjian pembelian saham 100% dengan PT ISS Parking Management. Melalui akuisisi ini diharapkan mampu mempermudah langkah CentrePark untuk melebarkan sayap ke kawasan Asia Tenggara. Selain itu juga menjadi grup jaringan operator parkir karya anak bangsa terlengkap bagi masyarakat dan relasi bisnis, seperti developer properti hingga pengelola gedung di Indonesia. Pendiri dan Chief Executive Officer Grup CentrePark Charles Oentomo mengungkapkan, akuisisi ini akan mengakselerasi secara masif dan terintegrasi kinerja bisnis Grup CentrePark.
“Akuisisi ini membuktikan bahwa perusahaan parkir nasional juga mampu ekspansi ke luar negeri. Kami berharap, layanan CentrePark semakin menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan pengalaman parkir yang semakin inovatif,” ujarnya dalam keterangan resminya, Senin (28/12). Meski tidak disebutkan berapa nilai akuisisinya, menurut Charles, dengan mengakuisisi ISS Parking Management yang sudah ada di 118 titik di Indonesia, ekspansi CentrePark semakin lebih luas.
Baca Juga: PT Centrepark dorong bayar parkir nontunai “Resmi mengakuisisinya sejak 27 Februari 2020 lalu. Empat bulan pertama setelah akuisisi namanya masih ISS Parking Management, namun per Juli 2020 lalu kami
rebranding menjadi IPM Parking yang merupakan singkatan dari PT Inovasi Parking Mandiri. Jadi PT IPM ini under Grup CentrePark. Kami sedang siapkan
business road map-nya seperti apa, termasuk target transaksi
full cashless di 2021,” jelasnya. Sementara itu, Chief Finance Officer Grup CentrePark Chris Haryadi menyebut, IPM Parking disiapkan untuk menyasar segmen premium seperti gedung perkantoran grade A, pusat perbelanjaan kelas atas, hotel bintang 5 dan properti-properti
premium class lainnya. Teknologi mutakhir yang dibenamkan di perlengkapan manajemen parkir diharapkan dapat memberikan pelayanan setara kelas premium, selain juga citra yang melekat pada merek IPM Parking-nya. “Kami ingin konsumen di kelas taraf ekonomi yang cenderung lebih tinggi, bisa merasakan pengalaman memarkirkan kendaraannya dengan baik tanpa perlu cemas saat menitipkan kendaraannya kepada kami,” katanya. Ke depan, CentrePark akan terus menambah lahan parkir. Khususnya lahan parkir yang belum terintegrasi dengan gedung-gedung yang memberlakukan pembayaran non tunai. Pihaknya terbuka dan membuka kerja sama dengan manajemen maupun pemilik lahan dan properti manapun untuk mengelola lahan parkiran di lokasinya. Untuk menunjang hal itu, CentrePark merancang teknologi Parking Management System yang praktis mulai dari proses keluar masuk (in/out) kendaraan yang mengandalkan Manless Parking System, hingga sistem pembayaran elektronik atau
cashless demi mendukung Gerakan Nasional Non Tunai yang digagas oleh pemerintah. Sampai saat ini, total transaksi non tunai CentrePark baru di angka 35%. “Targetnya di akhir tahun 2021 sudah
full cashless,” ungkapnya.
Baca Juga: Centrepark soroti masalah tarif parkir Chris mengatakan, tantangan era
cashless ada di edukasi kepada manajemen yang merupakan partner bisnis perusahaan parkir. Menurutnya, di area Jakarta dan sekitarnya penetrasi informasinya jauh lebih mudah diserap, meskipun masih ada yang menilai
cashless itu
one of options. "Kalau pengunjung mau bayar tunai, ya masih diterima. Namun, klien kami di daerah masih melihat parkir kendaraan harus ada servis. Mereka belum melihat sistem itu bisa melakukan servis, maka itu akhirnya kami masih memerlukan orang di lapangan meskipun secara sistem sudah bisa dilepas,” terang Chris. Saat ini CentrePark sudah memiliki 410 lahan parkir, termasuk tambahan lahan parkir hasil akuisisi ISS Parking. Charles mengatakan, ke depan pihaknya bakal terus menambah lahan parkir seiring prospek bisnis ini yang masih menjanjikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi