CEO Bank Mandiri (BMRI): Peluang investasi terbuka dengan stimulus fiskal & moneter



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk  (BMRI) kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2021. Dalam hajatannya kali ini Bank Mandiri (BMR) mengusung tema Reform After The Storm

Pandemi corona membuat ekonomi Indonesia terkontraksi di 2020. Harapannya: tahun 2021 ini, ekonomi bisa membaik, setelah sebelumnya tersapu badai pandemi corona. Konsumsi dan investasi swasta diharapkan mampu bertumbuh tinggi di tahun ini.

Apalagi, tanda-tanda geliat ekonomi mulai sedikit nampak, mulai dari indeks manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia pada bulan Januari 2021 sebesar 52,2. Ini meningkat dari Desember 2020 yang sebesar 51,3.


Konsumsi yang merambat naik serta investasi swasta diharapkan akan mengungkit ekonomi lebih tinggi. 

Program vaksinasi corona  juga diharapkan bisa membuat mobilitas masyarakat serta investor kembali melakukan belanja modal untuk mendorong ekonomi. 

 Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan program vaksinasi Covid-19 diharapkan akan sukses akan mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Apalagi, stimulus tetap akan diberikan pemerintah. Harapannya, ini bisa menaikkan iklim bisnis dan menarik investor. Harapan kami, ekonomi  tahun ini bisa tumbuh menjadi 4,4% yang didorong konsumsi dan investasi," ujar Darmawan dalam kata sambutan di Mandiri Invesment Forum 2021, Rabu (3/2).

Baca Juga: Tarik investasi, Telkom (TLKM) akan IPO anak usaha dan tawarkan sinergi via INA

Kata Darmawan, ada banyak sektor menjanjikan untuk investasi, antara lain,  informasi komunikasi, pendidikan . "Selama pandemi Covid-19, semua sektor merasakan dampaknya. Namun, ada juga yang mampu mendapatkan peluang investasi dengan menciptakan 19 ruang investasi di sektor manufaktur yang bisa menjadi pertumbuhan ekonomi baru," ujarnya.

Indonesia harus optimis ekonomi akan pulih dan bangkit dengan adanya sejumlah stimulus fiskal, moneter serta kepastian berinvestasi dengan adanya Undang-Undang Cipta Kerja. "Ini bisa membuat modal bangkit yang mampu memberikan keseimbangan ekonomi yang berkesinambungan," ujarnya.

Sekadar tambahan informasi, Bank Mandiri kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2021dengan mengusung tema Reform After The Storm.

Baca Juga: Ini sektor kredit yang berpotensi tumbuh di tahun 2021 menurut Bank Mandiri

Berbeda dengan tahun sebelumnya, event kali ini dilaksanakan secara virtual. Alhasil, jumlah peserta yang ikut tahun ini meningkat signifikan daripada pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya yang maksimal diikuti oleh 700 peserta.

Sebelumnya, jumlah pendaftar MIF 2021 mencapai lebih dari 13.500 peserta, yang berasal dari berbagai kalangan mulai dari investor serta nasabah dalam dan luar negeri, perwakilan kedutaan besar dan perusahaan-perusahaan luar negeri yang diperkirakan mengelola dana lebih dari US$ 4 triliun.

Beberapa negara yang bergabung dalam acara ini adalah Inggris, Singapura, Timor Leste, Hong Kong, China dan Cayman Islands yang dihadiri oleh nasabah dari kantor perwakilan Mandiri di negara tersebut.

Baca Juga: Perry Warjiyo: Kebijakan BI tahun 2021 diarahkan untuk dorong pertumbuhan ekonomi

Beberapa duta besar negara seperti Swedia, Yaman, Afghanistan dan Timor Leste. Lalu ada duta besar Indonesia untuk China, Meksiko, Inggris, Havana dan Timor Leste juga tercatat ikut bergabung di acara ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Titis Nurdiana