CEO Baru Unilever Beberkan Rencana untuk Menyederhanakan Bisnis



KONTAN.CO.ID - LONDON. Kepala eksekutif baru Unilever Hein Schumacher memaparkan rencana-rencana yang sudah lama ditunggu-tunggu untuk menyederhanakan bisnis  pada hari Kamis (26/10). Setelah mengakui bahwa Unilever berkinerja buruk dalam beberapa tahun terakhir.

Produsen sabun Dove dan es krim Ben & Jerry's ini memenuhi ekspektasi pasar untuk pertumbuhan penjualan kuartal ketiga setelah menaikkan harga pada tingkat yang lebih lambat.

Tetapi gagal untuk memenangkan kembali beberapa pembeli yang beralih ke produk yang lebih murah selama krisis biaya hidup.


Schumacher, yang mulai menjabat pada bulan Juli, mengatakan bahwa perusahaan sekarang akan fokus pada 30 merek utama yang menyumbang 70% dari penjualannya. Perusahaan akan fokus untuk meningkatkan margin kotornya dan tidak akan melakukan akuisisi besar atau transformasional, katanya.

"Kinerja kami dalam beberapa tahun terakhir belum sesuai dengan potensi kami. Kualitas pertumbuhan, produktivitas, dan imbal hasil kami masih di bawah ekspektasi," kata Schumacher.

Baca Juga: Strategi Unilever Indonesia (UNVR) Tingkatkan Pertumbuhan Penjualan

Saham Unilever turun 2,5% ke level terendah dalam setahun pada perdagangan pagi ini.

"Saya rasa tidak ada yang baru dari pembaruan strategis ini," kata manajer portofolio Aviva, Richard Saldanha.

"Yang jelas bagi para investor, dari sudut pandang saya, kembali ke pertumbuhan organik sebesar 3-5% adalah kuncinya."

Schumacher menggantikan Alan Jope yang mengalami tahun terakhir yang sulit di Unilever setelah upaya yang gagal untuk membeli bisnis perawatan kesehatan konsumen GSK dan investor aktivis miliarder Nelson Peltz bergabung dengan dewan direksi.

Pada saat yang sama, industri barang konsumen telah berjuang selama lebih dari dua tahun dengan melonjaknya biaya.

Pasalnya segala sesuatu mulai dari minyak bunga matahari dan pengiriman hingga pengemasan dan listrik menjadi lebih mahal selama pandemi.

Baca Juga: Transformasi Kepemimpinan: Ira Segera Memulai Peran Baru di Unilever

Sebagai informasi, Unilever melaporkan kenaikan penjualan 5,2%, memenuhi perkiraan rata-rata analis, konsensus yang disediakan perusahaan menunjukkan.

Pertumbuhan harga untuk kuartal ketiga adalah 5,8%o dengan volume penjualan turun 0,6%. Harga meningkat pada laju yang lebih cepat dari yang diperkirakan oleh para analis.

Di mana memperkirakan bahwa volume akan naik untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Di Eropa, volume turun 10,7%.

"Itu adalah ciri dari inflasi yang kami alami di bisnis nutrisi dan es krim kami... ini adalah lingkungan perdagangan yang paling sulit," kata Chief Financial Officer Graeme Pitkethly.

"Kami belum pulih dari inflasi di Eropa dan margin kami di Eropa telah turun dan secara signifikan berada di bawah rata-rata Unilever."

Baca Juga: Musim Laporan Kinerja Emiten Dimulai, Saham-Saham Pilihan Ini Layak Dicermati

Perusahaan juga mengumumkan perombakan eksekutif senior, dengan menunjuk Fernando Fernandez, yang saat ini menjabat sebagai presiden bisnis kecantikan dan kesehatan, sebagai kepala keuangan yang baru.

Editor: Yudho Winarto