KONTAN.CO.ID - Arvind Krishna menjadi salah satu sosok India terbaru yang sukses memimpin perusahaan teknologi dunia. Arvind saat ini menjabat CEO IBM, salah satu perusahaan teknologi tertua dan terbesar di dunia. Arvind Krishna lahir pada 23 November 1962 di India. Ia besar di keluarga militer yang cukup terpandang. Ayahnya, Vinod Krishna, berpangkat Mayor Jenderal di Angkatan darat India. Dunia teknologi mulai dimasukinya saat diterima di
Indian Institute of Technology Kanpur (IIT) untuk program sarjana Teknik Elektro tahun 1981. Pada tahun 1985, ia lulus dengan gelar BTech (
Bachelor of Technology/Sarjana Teknologi).
Ia kemudian melanjutkan ke Amerika Serikat dan meraih gelar Ph.D. di bidang
Electrical & Computer Engineering dari
University of Illinois Urbana‑Champaign pada 1991. Dari sana, perjalanannya menuju puncak IBM dimulai.
Baca Juga: Kisah Sundar Pichai: Dari India Menuju Kursi CEO Alphabet Bekerja di IBM Sejak 1990
Karier Arvind di IBM sudah berlangsung sangat lama. Arvind bergabung dengan IBM pada 1990 sebagai peneliti di pusat riset mereka. Halaman profilnya di situs web IBM menjelaskan, Arvind sempat memegang berbagai posisi, mendirikan unit keamanan perangkat lunak, memimpin divisi
Information Management, sampai menjadi
General Manager dari
Systems & Technology Group yang mengembangkan server dan microprocessor. Pada tahun 2015, Arvind mulai memimpin
IBM Research. Posisi itu membuatnya kemudian dipercaya memegang posisi
Senior Vice President dari unit
Cloud & Cognitive Software sebelum naik menjadi CEO.
The Times of India mencatat, salah satu pencapaian penting Arvind diraih saat dirinya mengambil peran sebagai perancang utama program akuisisi Red Hat senilai US$34 miliar yang diumumkan pada Oktober 2018 dan diselesaikan pada Juli 2019.
Baca Juga: Profil Keluarga Walton: Keluarga Terkaya di Dunia, Pengendali Jaringan Walmart Berhasil Menjadi CEO Setelah 30 Tahun
Akuisisi Red Hat sepertinya memang menjadi batu loncatan yang penting bagi karier Arvind. Pada 31 Januari 2020 diumumkan bahwa IBM memilih Arvind Krishna sebagai CEO menggantikan Ginni Rometty. Peran itu secara efektif berlaku per 6 April 2020. Pada Desember 2020, Arvind juga terpilih sebagai Ketua Dewan Direksi IBM (
Chairman). Salah satu fokus Arvind saat ini adalah memperkuat cloud hibrida, kecerdasan buatan (AI), dan komputasi kuantum. "IBM akan bertemu klien di mana pun mereka berada dalam pengembangan agen AI dan mengintegrasikan model dari berbagai platform," kata Arvind, dikutip
Reuters. Hasilnya, IBM melaporkan bisnis generatif AI senilai US$6 miliar dalam beberapa bulan awal 2025 dan mengumumkan rencana investasi hingga US$150 miliar di AS selama lima tahun ke depan.
Baca Juga: Kisah Jan Koum, Pendiri WhatsApp dari Keluarga Yahudi Miskin Ukraina Kekayaan Arvind Krishna
Menurut laporan proxy IBM tahun 2025, kompensasi total Arvind Krishna untuk kinerja 2024 adalah sekitar US$25 juta, naik 23 % dari US$20,3 juta yang didapatkan pada tahun sebelumnya. Kenaikan angka itu sebagian besar berasal dari penghargaan saham (
stock awards) yang naik menjadi US$14,8 juta dari US$11,4 juta. Dilansir dari
The Times of India, gaji pokoknya masih tetap di angka US$1,5 juta. Di luar IBM, Arvind juga menjabat sebagai anggota Dewan Gubernur
Federal Reserve Bank of New York sejak 2022.
Baca Juga: Kisah Michael Dell Sukses Masuk 10 Besar Orang Terkaya di Dunia Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News